Kota Magelang – Saat ini kemandirian Pesantren sebagai telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas Menteri Agama RI sebagai implementasi UU Nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren. Program kemandirian pesantren menyasar pada program penguatan ekonomi pesantren, agar pesantren dapat mandiri melaksanakan fungsinya sebagai Pendidikan dan Dakwah. Selain itu, dalam program penguatan ekonomi. Kementerian Agama akan melakukan pendampingan hingga coaching, sampai berjalannya perkembangan penguatan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren. Selain itu Menteri Agama RI juga menjadikan pesantren menjadi satu dari tujuh program prioritasnya.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan kemandirian pesantren, Bidang Pontren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren Dan Sosialisasi Sistem Informasi Ijin Operasional Pendidikan Kesetaraan (Si Ijo Peka) selama 2 hari di Hotel Le Beringin Salatiga Jl. Jend. Sudirman No.160, Kalicacing, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga.
Dalam penyampaian materinya Musta’in Ahmad Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jateng mengatakan “ Jajaran Kementerian Agama di Jawa Tengah harus mendorng dalam pembentukan pontren di daerahnya masing-masing. Guiding program Kementerian Agama adalah bagaimana mewujudkan masyarakat yang shalih. Menjadi shalih tidak harus alim, dan alim bukan jaminan menjadi shalih. Akan tetapi ilmu akan menjadi wasilah keshalihan.” Jelasnya.
Musta’in Ahmad juga menyampaikan bahwa prioritas Kementerian Agama meliputi: Penguatan moderasi beragama, digitalisasi layanan public termasuk didalamnya gagasan Si Ijo Peka, revitalisasi KUA, kemandirian pesantren, cyber Islamic University atau Universitas Islam Online 100% serta meningkatnya kualitas religiusitas Indeks,” terang Musta’in.
Sementara pada sesi yang lain, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Nur Abadi menyampaiakan “Si Ijo Peka adalah bentuk digitilalisasi pelayanan Ijop pendidikan kesetaraan disemua tingkatan baik Ula, Wustha, dan Ulya. Aplikasi ini belum final, masih sangat dibutuhkan proses penyempurnaan. Sehingga kendala yang masih ada jangan kemudian menyurutkan langkah kita menuju penerapan digitalisasi bagi pontren,” kata Nur Badi.
“Saat ini, mutu adalah pertimbangan pertama. Oleh karenaya lembaga pendidikan keagamaan harus berbenah diri untuk mengedepankan kualitas, sehingga dengan sendirinya akan dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya kemudian.
Fathurrohim, Kasi Pakis Kankemenag Kota Magelang yang turut hadir sebagai peserta rakor tersebut juga didaulat memimpin doa ketika acara pembukaan berlangsung. Disela-sela kesibukannya, ia juga menyatakan kesiapan dan komitmennya untuk menyukseskan terwujudnya kemadirian pesantren, serta digitalisasi pesantren dengan aplikasi Si Ijo Peka, Rabu (09/06). (HS).