Wonogiri – Kerukunan umat beragama harus terus kita perhatikan secara seksama, karena agama memainkan peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan ini. Sisi lain, realitas kehidupan kita sangat beragam. Dan jika tidak melihatnya secara arif dan bijaksana, konflik sering tidak dapat kita hindari sebagai akibat dari perbedaan yang ada.
Saat ini kerukunan umat beragama merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai. Nilai-nilai kemanusiaan akan lebih diutamakan daripada mempertentangkan perbedaan ideologi atau perbedaan keyakinan, toleransi antar sesama umat akan bernilai tinggi dan tidak akan mudah menghujat paham
Ada tiga akar masalah yang dapat menyebabkan terjadinya perpecahan. yaitu, kepentingan ekonomi, ego sektoral, dan terjadinya split personality atau kepribadian ganda.
Hal tersebut di utarakan Ka. Kankemenag Wonogiri yang di wakili Kasubbag TU, Haryadi dalam acara dialog membahas masalah kepemimpinan yang digelar di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Kabupaten Wonogiri, Selasa (08/05) di Aula STAIMAS Wonogiri yang ikuti Tokoh Umat Beragama, ketua STAIMAS beserta jajaran.
“Akar-akar masalah itu, bisa membuat benturan-benturan dan yang dampaknya mengancam pada kerukunan,” jelas Kasubbag TU.
Sedangkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri, H Soetopo Broto, menyebutkan ada kecenderungan ego masing-masing pemimpin dan pemuka masyarakat terlalu tinggi.
”Itulah yang menjadi akar permasalahan yang berpotensi dapat menyebabkan perpecahan,” jelasnya.
Manakala pemimpin dapat bersikap bijak, dan mau banyak belajar untuk menambah wawasan, niscaya tidak akan berpotensi menjadi pemicu terjadinya perpecahan bangsa.
”Kerukunan umat beragama dan antar umat beragama pun, akan dengan mudah dapat diwujudkan,” tandas Ketua FKUB.
Untuk itu menurutnya pemimpin harus bersikap bijaksana, memiliki wawasan luas, dan mampu tampil menjadi sosok panutan untuk memberikan keteladanan dalam mewujudkan kedamaian.
Manakala pemimpin bersikukuh pada egonya masing-masing, maka akan berpotensi menimbulkan konflik horisontal dan memicu terjadinya perpecahan.
Sedangkan Ketua MUI Kabupaten Wonogiri yang diwakili sekretaris umum, Ali Yatiman menyoroti tentang sumber masalahnya ketika pemimpin dan tokoh masyarakat, tidak mampu memberikan uswah hasanah, menjadi suri tauladan kepada masyarakat sehingga menjadikan perpecahan dan konflik semakin tajam. (Mursyid_heri)