081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Katim Bimtek dan Supervisi Penyuluh Agama Islam: Penyuluh Harus Berikan Pelayanan Prima

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara (Humas) – Dalam rangka meningkatkan sinergi dan profesionalitas Penyuluh Agama, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Banjarnegara melaksanakan Rapat Koordinasi dan Pembinaan dengan nara sumber Ketua Tim Bimbingan Teknis dan Supervisi Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Achmad Syalabi dan Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Banjarnegara, Slamet Wahyudi pada Rabu (2/10/24).

Pembinaan yang disampaikan bersamaan dengan kegiatan rapat koordinasi rutin pengurus dan anggota IPARI Kab. Banjarnegara ini digelar di Gedung IPHI Kecamatan Pandanarum Kab. Banjarnegara dan dihadiri 61 orang peserta yang terdiri dari Kepala KUA Pandanarum, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PNS), Penyuluh Agama Islam PPPK, Pengurus Harian FKPAI (Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam Honorer), serta Penyuluh Agama Islam Honorer Kecamatan Kalibening dan Pandanarum.

Dalam paparannya, Achmad Syalabi menekankan pentingnya Penyuluh Agama untuk menjaga performa diri di hadapan masyarakat ataupun audiensnya. Penyuluh Agama harus meningkatkan kualitas diri, upgrade kemampuan dan kompetensinya, sehingga mampu memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

”Penampilan yang meyakinkan di hadapan masyarakat serta kompetensi seorang Penyuluh Agama itu sangat penting, karena akan mendukung keberhasilan bimbingan dan penyuluhan di tengah masyarakat. Bagaimana mungkin kita akan diikuti oleh masyarakat kalau diri kita masih banyak kekurangannya,” terang Abi.

Achmad Syalabi juga menghimbau pada Penyuluh Agama agar dalam melayani masyarakat harus menerapkan pelayanan prima seperti yang dilakukan oleh perbankan ataupun maskapai penerbangan.

“Dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat kita harus mencontoh yang dilakukan oleh perbankan ataupun maskapai penerbangan dengan menerapkan 6 S, yaitu Senyum (dari hati yang tulus), Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sentuh (dengan teknik),” jelas Syalabi.

Sementara itu Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Bimas Islam, Slamet Wahyudi dalam pembinaannya menuturkan bahwa Peran Penyuluh Agama sangat strategis sebagai ujung tombak Kementerian Agama ditengah-tengah masyarakat.

Selamet juga berpesan agar melalui program aksi “Kopi Seceting” (Komunitas Penyuluh Agama Islam Serius Cegah Stunting), Penyuluh Agama Islam Banjarnegara diharapkan dapat terus bersinergi dengan lintas sektoral di tingkat Kecamatan untuk melakukan aksi cegah stunting, baik itu melalui Bimwin, BRUS, Posyandu Remaja, Kelas Ibu hamil, Kelas Ibu Menyusui dan juga Majelis Taklim.

Kegiatan ini juga diisi pemaparan karya tulis ilmiah dari  Penyuluh Agama Islam Mandiraja tentang Pengaruh Media Sosial terhadap Anak Usia Dini. Kegiatan ditutup dengan acara rapat koordinasi yang dipimpin oleh Ketua IPARI Banjarnegara, Nasirin. Hasil rapat koordinasi diharapkan dapat segera diimplementasikan oleh seluruh pengurus dan anggota IPARI untuk meningkatkan pelayanan bimbingan dan penyuluhan keagamaan di wilayah Banjarnegara.(Abi/S/Dr)

Skip to content