Wonosobo – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo melalui seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kabupaten Wonosobo berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, menyelenggarakan kegiatan evaluasi penyelenggaraan haji, tahun 2018, yang di gelar di Aula Dinas Kesehatan Kab. Wonosobo, pada Senin, (11/12).
Pada acara tersebut, yang sedianya dihadiri oleh Kasi Haji dan Umroh Kankemenag Wonosobo, diganti langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Wonosobo, Drs. H. M. Thobiq MSI, dalam agenda tersebut, beliau memberikan paparan dan evaluasi kegiatan Haji 2018. Evaluasi dilakukan guna menunjang atau merefleksikan pelayanan Haji tahun 2019 untuk lebih di optimalkan.
“Penyelenggaraan haji Kabupaten Wonosobo tahun 2018, alhamdulillah berangkat dan pulangnya utuh. Disamping itu, kami juga menyadari ada berbagai kelemahan khususnya dalam pemberangkatan dan pemulangan, semoga dengan diadakan evaluasi ini untuk yang akan datang bisa lebih baik lagi,” ungkap Thobiq.
Evaluasi dihadiri oleh jajaran Seksi Haji dan Umroh, perwakilan ketua KBIH Wonosobo, Kabag Kesra Setda Wonosobo, Kepala Kantor Kemenag Wonosobo serta jajaran Dinas Kesehatan Kab. Wonosobo.
Selanjutnya senada dengan seksi Penyelenggara Haji dan Umroh, Kepala Dinas Kesehatan, yang diwakili oleh Jaelan, mengatakan untuk pemberangkatan haji tahun 2019 pelayanan kesehatan akan lebih di optimalkan.
“Untuk tahun 2019, pelayanan kesehatan akan dimulai dari awal, sehingga sudah dapat dideteksi sejak dini jenis penyakit yang dimiliki oleh calon jemaah haji. Kami berharap untuk tahun 2019, calon haji Wonosobo memenuhi istitoah dalam hal kesehatan,” ungkap Jaelan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, M Thobiq, dalam kesempatan tersebut menghimbau Kepada KBIH agar tidak berpuas diri dengan kuantitas.
“Untuk KBIH jangan bangga dengan jumlah atau kuantitas yang banyak tapi tidak memberikan pembelajaran yang baik kepada jemaahnya. Oleh karena itu KBIH harus lebih meningkatkan sistem pembelajaran kegiatan praktek dan juga mengembangkan sikap toleran kepada sesama jemaah haji. Ada 8 inovasi Kementerian Agama dalam pelaksanaan Haji 2019, namun sungguh tidak berarti inovasi, kalau para stakeholder tidak mampu membekali jemaah dengan bekal pengetahuan keterampilan dan sikap kesetiakawanan,” tandas Thobiq.
M. Thobiq juga menambahkan, materi delapan inovasi penyelenggaraan haji di Kementerian Agama, serta solidaritas merupakan kunci untuk pelaksanaan ibadah haji yang lancar. Bukan semata karena banyak uang atau hanya fisik yang kuat, tapi kebersamaan.(PS-WS/SUA)