Wonogiri – Kemenag dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) selalu bersinergi baik dalam memberdayakan para haji dalam melestarikan kemabruran hajinya menjadi teladan, panutan dan pilar peningkatan kualitas umat dan bangsa Indonesia.
Selain itu dalam upaya meningkatkan kemampuan calon haji sebelum berangkat ke tanah suci IPHI dan Kemenag harus selalu berkoordinasi dalam kegiatan manasik baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten serta memberikan pengetahuan tata cara pentingnya pelatihan manasik haji untuk memberikan kemudahan berbekal pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji, baik yang bersifat teori maupun praktek.
Kemenag juga akan mengupayakan untuk meningkatkan pelaksanaan bimbingan manasik haji, sehingga jemaah haji Indonesia memahami betul tentang prosesi ibadah haji secara substantif.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri, Subadi dalam acara Pengajian/ Silaturrahim Persaudaraan keluarga besar IPHI Kabupaten Wonogiri dan pelantikan Pengurus Cabang IPHI Kec. Sidoharjo di Gedung Pertemuan IPHI Kecamatan Sidoharjo, Minggu (25/02). Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi VIII DPR RI, DPRD, pengurus dan anggota IPHI Kab. Wonogiri dan Kecamatan serta FORKOMPINCA.
Bahkan sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji, tahun 1438H/ 2017M kemarin Kemenag mendapat Indeks Kepuasan Jemaah Haji hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) meningkat 1.02 point 84,85 persen. Pemerintah Saudi bahkan menyebut pelaksanaan haji tahun ini tersukses dalam sejarah.
Pesan Untuk Eksistensi IPHI
IPHI menurut Kepala Kankemenag Wonogiri minimal ada tiga fungsi, pertama sebagai wahana penghimpun potensi para haji Indonesia, penyerap dan penyalur aspirasi umat. Kedua, sebagai organisasi kemasyarakatan turut serta menyukseskan program pembangunan bangsa dan ketiga adalah sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sesama umat.
Anggota IPHI memiliki peran strategis dalam pembinaan dan pemberdayaan umat, baik pada masa lalu, masa kini, maupun pada masa yang akan datang serta ikut berpartisipasi aktif dalam membangun umat muslim baik lewat kegiatan sosial maupun ekonomi.
Hal tersebut mendesak dilakukan sebab beberapa persoalan yang dihadapi oleh umat Islam di kota Gaplek adalah kemiskinan, kebodohan dan bahkan keterbelakangan. Untuk itu, IPHI perlu ikut berpartisipasi aktif untuk mengatasinya, sebab pengurus dan anggota IPHI pada umumnya adalah golongan mampu, memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan memiliki kelebihan dibanding umat Islam lainnya.
“Untuk itu secara organisasi IPHI harus mewujudkan lembaga yang mempunyai integritas tinggi, profesionalitas secara keorganisasian, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan bagi umat muslim,” tegas Subadi. (Mursyid_heri/gt)