081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kemenag Optimis PIK Gress Sanetan Raih Juara tingkat Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Pusat Informasi Konseling bagi Remaja (PIK-R) Gress Desa Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang berhasil menjadi lima besar nominasi kejuaraan Lomba PIK Remaja/Mahasiswa Unggulan tingkat nasional 2016. Sabtu (14/05), tim penilai dari BKKBN Jakarta mengadakan kunjungan penilaian di PIK Gress tersebut.

Tim penilai yang dipimpin oleh Muhammad Edi Muin tersebut diterima secara langsung oleh Wakil Bupati Rembang, Bayu Adrianto, Ibu Bupati sebagai Ketua TP PKK Kabupaten, Hasiroh Hafidz dan Ibu Wakil Bupati Rembang, Vivid Bayu Andriyanto, Kankemenag Kabupaten Rembang yang diwaliki oleh Kepala KUA Sluke, Sarifuddin, Kepala BPMPKB Kabupaten Rembang, dan Ketua PIK-R GRESS, Sanita Rini yang memberikan paparan tentang kegiatan dan program mereka di depan tim juri.

Nominasi lima besar diraih setelah PIK Gress menjadi juara I tingkat Provinsi Jawa Tengah. Wakil Bupati Rembang, Bayu Andrianto dalam sambutan penerimaan memberikan apresiasi yang tinggi atas berhasilnya PIK Gress menjadi lima besar bersama dengan daerah lainnya, yaitu DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan NTT.

PIK Gress concern terhadap persoalan-persoalan yang dewasa ini dihadapi oleh para remaja. Antara lain menurunkan sikap pergaulan bebas, mencegah pernikahan dini, memerangi narkoba, dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang positif.

Sementara menurut Kepala Kementerian Agama Kabupaten Rembang melalui Kepala KUA Sluke, Sarifuddin, keberhasilan PIK Gress ini tak lain berkat kerja keras tim PIK Gress, mengembangkan kegiatan yang muncul dari ide-ide dan kreativitas tim.

Dalam perjalanan proses lomba ini, KUA Sluke secara intens memberikan pembinaan keagamaan kepada remaja Sanetan. Beberapa kegiatan yang dilakukan, selalu ditinjau dari segi agama, seperti bahaya konsumsi narkoba dan pergaulan bebas dan perspektif pencegahan pernikahan dini menurut Islam. Dan memberikan penyuluhan agar semua kegiatan yang dilakukan tetap memerhatikan norma-norma agama. Sebaliknya, kegiatan-kegiatan yang positif dikembangkan sebagai upaya pengalihan perilaku menyimpang tersebut.

“Sebagaimana yang kita lihat di media massa, banyak sekali peristiwa kejahatan yang menunjukkan degradasi moral remaja, bahkan hingga anak-anak. Hal ini harus kita tangani sedini mungkin, salah satunya di PIK ini,” kata Sarifuddin.

Sarifuddin berharap, Desa Sanetan berhasil meraih yang terbaik dalam perhelatan lomba ini. Harapannya, PIK Gress akan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya untuk menerapkan hal serupa.

“Beberapa waktu lalu, anggota PIK Gress dikirim ke Belanda untuk mengikuti kegiatan keremajaan sebagai bekal untuk mengembangkan PIK Gress ini,” pungkasnya.—(Shofatus Shodiqoh/gt)