Wonosobo – Rapat Koordinasi Penyuluh Agama jajaran Kementerian Agama se-eks Karesidenan Kedu kembali digelar, Kamis (01/11). Adapun tempat pelaksanaan rakor kali ini, adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo bertindak sebagai tuan rumah, yang kemudian rakor di laksanakan di halaman kantor Kemenag Wonosobo.
Rapat Koordinasi diikuti oleh 6 Kabupaten/Kota se-eks Karesidenan Kedu, diantaranya yakni (Kebumen, Wonosobo, Purworejo, Temanggung, Magelang dan Kota Magelang), dengan melibatkan seluruh Penyuluh masing-masing Kantor Kemenag. Selain penyuluh, rakor sekaligus di hadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, Wakil Bupati Wonosobo, Kepala Rutan Wonosobo, dan seluruh Kepala KUA di wilayah jajaran Kemenag Wonosobo.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Wonosobo, M. Thobiq, selaku tuan rumah menjelaskan terkait pemandangan berbeda pada rakor kali ini.
“Ada yang berbeda dengan rakor kali ini, ini terjadi atas inisiasi oleh paguyuban Penyuluh Agama Kabupaten Wonosobo, dimana rakor kali ini sekaligus di gabungkan dengan 3 moment sekaligus yaitu yang pertama santunan yatim piatu, yang kedua yaitu expose kegiatan pondok pesantren di Rutan Kelas 2 Wonosobo kerjasama dengan Kemenag Wonosobo dan yang ketiga yakni Rakor Pokjaluh, jadi harapannya dari ketiga momen ini bisa berjalan beriringan dan bersamaan,” jelas M. Thobiq.
Pihaknya juga menjelaskan, penggabungan ke tiga momen memiliki alasan yang kuat untuk di laksanakan bersamaan.
“Meskipun 3 moment di gabung, sebenarnya ini memiliki kesinambungan dan makna yang kuat jika kita gali. Mengapa santunan yatim piatu? Karena ini adalah sebuah upaya untuk menyampaikan kepada publik dan masyarakat, terkait peran penyuluh agama tidak hanya dakwah lisan tetapi juga dakwah bil hal. Kemudian expose kegiatan pondok pesantren Darut Taqwa di rutan kelas 2 Wonosobo, karena sekuensi pembelajarannya jelas dan bahkan selama 4 bulan para penyuluh agama telah berhasil memberantas buta huruf Alquran bisa melatih rebana dan juga memotivasi kepada warga binaan Rutan dengan jargon penjara bukan akhir segalanya. Dengan upaya sentuhan yang manusiawi akan memberikan kesadaran tentang makna dan martabat kehidupan umat Islam di samping itu, merupakan realisasi dari MOU antara Kementerian Agama dengan Rutan kelas 2 Wonosobo. Dan yang ketiga adalah momentum bertemunya para penyuluh agama PNS di lingkungan Kemenag se eks Kedu yang dipertemukan Kasi Bimas dalam rangka untuk membangun sinergitas menyantuni umat dan menebar kedamaian sebagai visi dan misi Bapak Menteri Agama, di sisi yang lain juga hadir penyuluh agama non PNS, mereka juga akan diajak untuk menebar kedamaian di lingkungan masing-masing,” tandasnya.
Sementara itu, hadir dalam rakor tersebut, Farhani, selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah menghimbau, rakor sebagai pendongkrak, kinerja Penyuluh yang harus maximal.
“Bersyukurlah penyuluh agama Islam karena saat ini dalam posisi baik untuk melakukan kebaikan anda sebagai penyebar agama Islam dan dihargai oleh pemerintah ini adalah status yang sangat terhormat. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam menjalankan amanah dan kewaiban melayani masyarakat. Sudah saatnya harus ada orang-orang yang berperan mengatur strategi dakwah dan membuat manajemen. Sebagai seorang penyuluh atau penerang kepada masyarakat, berperanlah sebagai juru damai dan dinamisator perpecahan dan pertengkaran umat, agar dakwah islamiyah tepat sasaran untuk kemaslahatan umat,” tandasnya.(PS-WS/SUA)