Semarang – Kurikulum 2013 menempatkan pendidikan karakter sebagai unsur pendidikan yang utama, salah diantaranya yaitu sikap peduli. Untuk menanamkan sikap tersebut Komite Kelas 2 MIN Kota Semarang bersama guru kelas II A, B, dan C mengadakan kunjungan sosial ke panti asuhan Nurul Istiqomah Al-Hira Talun Kacang Sadeng Gunungpati dan Darul Qurro Karanggeneng kec Gunungpati, Rabu (31/10)
Kegiatan sosial yang diikuti oleh 90 siswa kelas 2 MIN Kota Semarang ini merupakan kegiatan yang sudah tergagendakan dalam Kalender Pendidikan MIN Kota Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Namun dalam pelaksanaannya dikoordinir dan dipersiapkan sepenuhnya oleh Komite Kelas 2 A, B, dan C.
Pada awal Oktober 2018 Lely Zuli Faizah orangtua siswa kelas 2 A selaku koordinator kegiatan telah mengumumkan kepada orangtua siswa agar bisa menyumbangkan kebutuhan sehari-hari seperti mie, minyak goreng, gula, sabun mandi dan lain-lain seikhlasnya kepada panitia. Berkat kekompakan dan kerja sama orangtua siswa terkumpul bantuan untuk panti asuhan.
“Alhamdulillah terkumpul mie instan 5 duz, minyak goreng 16 liter, gula pasir 12 Kg, sabun mandi 2 dus, sabun cuci 7 kg, beras 50 Kg, krupuk mentah 3 kg, mie kering telur 4 bungkus, kecap, dan bumbu dapur 1 duz,” terang ketua panitia.
Bantuan yang sudah terkumpul kemudian oleh Lely bersama anak-anak, guru kelas, dan perwakilan orangtua siswa kelas 2 disumbangkan ke panti asuhan Nurul Istiqomah Al-Hira Talun Kacang Sadeng Gunungpati dan Darul Qurro Karanggeneng Kecamatan Gunungpati.
Ungkapan bahagia dan syukur tak terhingga terpatri dalam benak orangtua siswa, karena kunjungan ini telah mengajarkan sikap peduli kepada sesama. Meningkatkan rasa syukur, dengan keadaan yang sekarang, karena masih beruntung daripada anak yang lain. “Harapannya anak-anak kita menjadi anak yang rendah hati dan bisa berbagi dengan sesama,” terang Lely.
Rupanya harapan itu tidak bertepuk sebelah tangan, Ardan Makzum Zufari siswa kelas 2 A ketika ditanya bagaimana pendapatmu tentang kunjungan sosial kemarin? Ardan menyampaikan, saat perjalanan naik mini bus sangat menyenangkan. Tetapi, ketika melihat anak panti yang sudah tidak punya ayah dan ibu, jadi sedih dan kasihan. Apalagi ada anak yang baru kelas TK A sudah ditinggal bapak dan ibunya.
“Saya ingin membantu mereka, dan saya bersyukur masih bisa hidup bersama ayah bundaku,” terangnya.
Terima kasih kepada bapak ibu guru dan orangtua yang mengajariku bagaimana indahnya sikap peduli, semoga kelak aku menjadi anak-anak yang sholeh sholehah dan peduli kepada sesama. (sby/gt)