Kunjungan Kerja FKUB Prov. Kalsel, Jaga Tali Persaudaraan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Bertempat di Aula Lt. 3, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad didampingi Kabag TU, Wahid Arbani bersama Ketua FKUB Prov. Jateng, Taslim Syahlan menerima kunjungan kerja dan silaturahmi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Prov. Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Rabu (21/9).

FKUB merupakan salah satu forum yang berada dibawah naungan Kementerian Agama yang berperan sebagai mediator dan penyelaras serta memfasilitasi masyarakat dalam hal keberagaman agama.

Ketua FKUB Prov. Kalsel Ilham Masykuri Hamdie menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya selain bersilaturrahmi, ia juga ingin mengetahui bagaimana literasi keagamaan di Jateng.

Pada kesempatan yang sama, Kakanwil menyampaikan  bahwa keberadaan FKUB ini sangat penting. Di Jateng FKUB tidak hanya ada ditingkat provinsi saja tetapi juga melebarkan sayapnya ke tingkat desa yang disebut dengan PKUB.

“FKUB sangat penting bisa bergerak sampai akar rumput, maka tidak cukup bila hanya ada FKUB tingkat Provinsi saja. Dalam rangka melebarkan sayap pergerakan FKUB, beberapa FKUB tingkat Kab/Kota sudah membentuk kepanjangan tangan FKUB yang disebut dengan Paguyupan Kerukunan Umat Beragama (PKUB) tingkat kecamatan bahkan sampai dengan tingkat desa/ kelurahan salah satunya di Kabupaten Klaten,” tutur Musta’in.

FKUB Prov. Jateng kini telah mendapatkan penghargaan Harmony Award dari Kemenag RI. Penghargaan tersebut tentu menjadi bukti kerja nyata keberhasilan dalam mewujudkan kerukunan umat.

Diakhir sesi, Ketua FKUB Prov. Kalsel Ilham Masykuri Hamdie menyerahkan langsung cendramata kepada Kakanwil Kemenag Prov. Jateng dan Ketua FKUB Prov. Jateng.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Kesbangpol Prov. Jateng, Herudin, Sub Koordinator Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Nur Kholis, anggota FKUB Prov. Jateng dan FKUB Prov. Kalsel.

Moderasi Beragama

Saat ini kita sering sekali mendengar istilah moderasi beragama, kata ini menjadi semacam campaign (kampanye) dalam kehidupan beragama khususnya di Indonesia.

Sebagai bangsa yang masyarakatnya beranekaragam, kita sering menyaksikan adanya gesekan sosial akibat perbedaan cara pandang masalah keagamaan. Bahkan tidak hanya masalah keagamaan saja, keragaman di bidang apapun pasti akan menimbulkan adanya perbedaan.  Ketika kita hidup berdampingan dengan banyaknya perbedaan, disitulah kita harus bersikap dewasa dalam beragama. Dewasa beragama salah satunya yaitu toleran, memberi ruang dan saling berdialog antar sesama.

Moderasi Beragama merupakan cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah. Selain itu selalu bertindak adil, seimbang dan tidak ekstrem dalam praktik beragama. Hal ini perlu dilakukan agar dapat memperkokoh dan menjaga NKRI. (d/rf)