Madrasah Swasta Dapat Bantuan Rp. 45 Miliar, Pesan Kakanwil: Jaga Tiga Trilogi Karakter Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad didampingi Kabid Pendidikan Madrasah (Pendmad) Ahmad Faridi membuka secara langsung Bimtek BKBA Angkatan II yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI bertempat di Hotel Quest Semarang pada Senin (24/07).

Kegiatan ini dihadiri oleh Stafsus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetya, Tim PMU Kemenag RI, Jajaran Bidang Penmad Kanwil Kemenag Prov. Jateng, serta Kepala Madrasah Swasta sekaligus Bendahara Madrasah Swasta se – Jateng.

BKBA adalah Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi. Bantuan Kinerja bertujuan untuk memberikan penghargaan atas capaian kinerja madrasah dan membangun iklim yang kondusif bagi kompetensi untuk peningkatan kualitas madrasah. Sedangkan Bantuan Afirmasi bertujuan untuk memberi bantuan bagi madrasah yang paling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas madrasah.

Bantuan tersebut merupakan bantuan pemerintah yang disalurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama kepada madrasah penerima bantuan dalam bentuk dana/uang, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kabid Penmad Kanwil Kemenag Prov. Jateng Ahmad Faridi saat menyampaikan laporan pada Bimtek BKBA

Di Jateng BKBA merupakan Angkatan I dan dana tersebut nantinya akan dialokasikan kepada 319 Madrasah Swasta dengan rincian Bantuan Kinerja sebanyak 49 madrasah dikalikan Rp. 100 juta total Rp. 4.900.000.000 dan Bantuan Afirmasi 270 madrasah dikalikan Rp. 150 juta  total Rp. 40.500.000.000, Jumlah bantuan keseluruhan mecapai Rp. 45.400.000.000. Hal ini disampaikan oleh Kabid Pendidikan Madrasah (Penmad) Ahmad Faridi.

Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad saat membuka dan memberikan arahan pada kegiatan Bimtek BKBA

Dihadapan guru madrasah,  Kakanwil menyampaikan Tiga Trilogi karakter Madrasah yang harus diperhatikan dan dijaga bersama.

Tentang Trilogi karakter Madrasah di Jateng Pertama, Keislaman dan Keindonesiaan ini merupakan satu tarikan nafas dilingkungan madrasah di Jateng. Tak hanya itu di lingkungan sekolah keagamaan  dan pesantren juga memiliki spirit yang sama. Sekarang ini sedang berhadapan dengan kondisi – kondisi baru dan kita harus mengambil sikap yang tepat untuk situasi itu. Termasuk yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menjaga madrasah kita dalam ruh keindonesiaan dan keislaman kita itu dari sisi moralitas. Terkadang masih saja muncul gangguan yaitu perilaku yang menyimpang dari nilai – nilai moralitas yang baik di Lembaga pendidikan. “Maka pedoman untuk sekolah aman dan sehat, saya minta ini benar – benar diperhatikan, dijaga, saling mengingatkan satu dengan yang lain, sehingga tidak lagi timbul peristiwa yang tidak diinginkan”.

Kedua, Keilmuan dan Kemodernan ini bagian yang terus dikembangkan “Sehingga madrasah kita nantinya makin berprestasi bukan hanya ditingkat lokal tapi juga sampai ditingkat internasional. Kita harus siap untuk berhadapan dengan kondisi kekinian dimana era teknologi keterbukaan informasi ini menuntut cara kita dalam mengelola madrasah yang lebih baik”.

Ketiga, Keumatan dan kemandirian “Para tokoh terdahulu dengan ketekunan, kesabaran dan kegigihannya dalam membangun madrasah sangat luar biasa. Saya ingin semuanya untuk menjaga spirit perjuangan itu. Negara ini harus dikawal oleh orang – orang terpelajar dan bermoral,” pesannya. (D/Rf)