Semarang (Humas) – Kakanwil Kemenag Prov. Jateng beserta Para Kabid dan Pembimas mengikuti Malam Tasyakuran Hari Amal Bakti (HAB) ke – 76 bersama Kemenag RI pada Selasa (4/1).
Puncak perayaan HAB diselenggarakan secara daring dan luring. Kementerian Agama sebagai rumah untuk seluruh umat beragama.
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas atau akrab dengan sebutan gusmen dalam sambutannya menyampaikan Kementerian Agama harus memberikan kenyamanan untuk seluruh umat beragama.
” Kemenag harus hadir sebagai tempat yang memberikan kenyamanan bagi umat beragama. Jadi tidak ada lagi kita dalam melaksanalan tugas seperti business as usual. Sebuah keberhasilan dapat dilihat ketika umat puas pelayanan dan dapat merasakan kenyamanan dalam beragama,” kata Gus Men.
Perayaan HAB tahun 2022 mengangkat tagline “Transformasi Layanan Umat” dengan harapan Kemenag dapat terus berbenah, inovasi dan kreatif dalam segala hal termasuk dalam pelayanan kepada umat lebih cepat.
Gus Men menyampaikan bahwa ia membawa Kementerian Agama dengan filosofi Kereta Api “Ini sering saya sampaikan di beberapa kesempatan. Kereta api itu berangkat tepat waktu, yang menghadang akan ditabrak, dan baru berhenti jika sampai tujuan, artinya Kita tidak pernah berhenti melayani umat, sebelum yang dilayani menyatakan puas terlayani”.
Dalam sambutannya, Sekjen Kemenag RI, Nizar Ali menyampaikan bahwa Malam Tasyakuran HAB Ke-76 ini merupakan sebuah momentum yang sakral.
“Karena HAB ini merupakan momentum yang penting dan sakral sebagai kelahiran Kemenag yang diselenggaakan setiap tahunnya. Banyak sekali capai2an yang telah diraih dan harapannya dengan tahun ini akan lebih meningkat dalam hal apapun. Maka tagline HAB 76 tahun ini transformasi layanan umat, jadi Kita adalah seorang pelayan bukan untuk dilayani,” ujarnya.
Jika bicara pelayanan umat beragama, Indonesia memiliki keanekaragaman Agama. Alissa Wahid dalam sambutanya menyampaikan saat ini salah satu program Kemenag yang sedang di sosialisasikan yaitu tentang Moderasi Beragama.
“Sering sekali kita dengar kata Moderasi Beragama. Tetapi masih ada umat beragama yang tidak moderat. Semua ajaran agama itu baik, tetapi bagaimana cara kita menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut itulah yang harus dimoderasi dan bukan agamanya, karena kita Negara Bhineka Tunggal Ika,” imbuh Alissa.
Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah juga tetap mensosialisasikan apa itu Moderasi Beragama. Dalam kesempatan ini Kakanwil menyampaikan seorang ASN harus moderat. Sosialisasi ini bekerjasama dengan Penyuluh, FKUB, Ormas dan lain sebagainya.
“Sebagai seorang ASN, kita harus memiliki Jiwa Moderat. Kesadaran tentang toleransi, menghargai terhadap perbedaan itu perlu kita sosisalisasikan dan bekerjasama dengan para penyuluh, ormas, FKUB dan sebagainya. Tujuannya agar Bangsa Indonesia dapat hidup tentram, damai, dan aman tidak pecah belah” terangnya pada saat diskusi seusai acara. (d/rfs)