Manasik haji massal, sarana efektik pendidikan di RA

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Praktik merupakan salah satu komponen standar pendidikan nasional, dari delapan standar yang telah ditetapkan oleh BNSP. Dengan praktik, siswa akan lebih mudah mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku sekolah. ‘Praktik’ pula merupakan pola pendidikan yang sangat efektif bagi siswa RA yang sedang tumbuh di usia emas.

Karena itu, Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Rembang menyelenggarakan manasik haji massal yang digelar di lapangan Islamic Center, Rembang pada Rabu (30/9). Manasik haji massal ini diikuti oleh sekitar 2.000 siswa RA se-kabupaten Rembang.

Suasana riuh pun tampak dari ribuan siswa yang memadati lapangan Islamic Center tersebut. Sebagian memang agak susah diatur, namun sebagian besar sangat bersemangat mengikuti manasik haji massal ini. Ribuan siswa tersebut dibagi dalam puluhan rombongan dan kloter dan melakukan praktik haji mulai dari berjalan ke bukit Sofa hingga berthawaf secara berurutan, sesuai urutan rombongan.

Ketua IGRA Kabupaten Rembang, Nuryani menjelaskan, manasik haji massal ini merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh IGRA. Tujuannya tak lain adalah untuk mengenalkan para siswa rukun Islam yang kelima, yaitu haji.

“Dengan manasik haji ini, kami ingin menanamkan jiwa ketaqwaan dan keimanan kepada Allaoh SWT kepada segenap siswa RA. Selain itu juga melatih kemandirian anak-anak, karena dalam manasik ini, mereka tidak didampingi oleh orang tua, dan hanya dipandu oleh para guru RA,” ujarnya.

Sementara dalam sambutan pembukaannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah mengatakan, praktik haji merupakan sarana efektif pembelajaran di RA. Praktik merupakan hal utama dalam standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

“Manasik haji merupakan wahana efektif pengenalan ibadah haji kepada anak-anak RA sejak dini, bagaimana sebenarnya pelaksanaan ibadah haji, dan apa saja yang harus dilakukan. Sehingga akan terus diingat-ingat ketika dewasa nanti,” urainya.

Selain itu, manasik haji ini juga diharapkan dapat merangsang pola pikir anak mempunyai keinginan menunaikan ibadah haji setelah melakukan manasik haji yang dikemas secara menyenangkan.

Terkait berbagai musibah yang menimpa sebagian jamaah haji, Atho’illah menyampaikan duka cita yang mendalam. Menurutnya, dengan kejadian ini, para petugas haji harus lebih meningkatkan koordinasi dengan jamaah. Namun syukur jamaah asal Rembang hingga kini dalam kondisi selamat dan sehat. Menurut jadual, jamaah haji asal Rembang akan tiba di Debarkasi Donohudan pada tanggal 5 Oktober mendatang.—Shofatus Shodiqoh