Demak – Berbicara tentang pendidikan di Pondok Pesantren, hari ini amat terlihat bahwa pesantren tidak dapat lagi dianggap sebagai pendidikan yang hanya mementingkan ajaran keagamaan semata. Pondok pesantren telah melakukan reformasi internal untuk dapat mengejar ketertinggalanya. Banyak Pondok pesantren yang terlihat cukup dinamis melakukan eksplorasi dalam berbagai hal, terutama di bidang pembekalan keilmuan yang berbasis life skill. Hal ini terungkap dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Santri Pondok Pesantren yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Hadi Giri Kusumo pada 26 – 30 Januari dan 23 – 29 Februari 2014.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 40 orang santri ini, santri diberikan berbagai pengetahuan berbasis life skill diantaranya pemahaman tentang dasar–dasar dan etika pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, Teknologi Jaringan Komputer tanpa kabel sebagai solusi pengembangan infra struktur IT, Pemanfaatan aplikasi Power Point sebagai sarana menyusun aplikasi media pembelajaran santri, pemanfaatan desain Web sederhana dengan aplikasi blogger dan membuat aplikasi sederhana dengan Media Flash, dan lain-lain.
Dalam upacara penutupan kegiatan ini yang dilaksanakan pada 7 Maret 2015, sebagai salah satu penerima Bantuan Life Skill dan short course dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014, Pondok Pesantren Al Hadi Giri Kusumo mengungkapkan rasa syukurnya. Ustadz Muhibbin, dalam sambutannya menyatakan bahwa dengan bantuan ini, pondok pesantren yang diasuh oleh KH. Munhamir Malik ini mendapatkan kesempatan yang besar untuk memberikan bekal kepada santri agar terampil dan mumpuni untuk mengembangkan produktifitas dan siap kerja ketika lulus dari pondok pesantren.
Perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Moh Arief Zaini selaku Kepala Seksi Pendidikan Al Qur’an dalam sambutannya mengungkapkan, ilmu adalah amal jariyah dan deposito tabungan yang nantinya akan kita ambil ketika sudah meninggal. Niat menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan baik merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu pula dalam mempelajari teknologi informasi yang saat ini sering di sebut dengan media sosial, hendaknya dimanfaatkan dengan positif agar tidak menjadi masalah baru seperti penyalahgunaan teknologi informasi. (Khoyin)