Purwokerto : Wakil Bupati Banyumas Drs.H.Sadewo Tri Lastiono membuka acara Workshop Implementasi Kurikululum Merdeka (IKM) bagi guru PAI SMP se eks Kabupaten Banyumas yang diselenggarakan di auditorium UIN SAIZU Purwokerto, Senin (25/07)
Hadir dalam pembukaan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas H.Aziz Muslim, S.Ag. M.Pd.I , Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Irawati , SE. Rektor UIN SAIZU Purwokerto Prof. DR. KH. Mohammad Roqib, MAg , Kasi Pendidikan Agama Islam Agus Setiawan, S.Sos
Sebagai narasumber Syaefudin, M.Pd.I selaku narasumber Kurikulum Merdeka GPAI Nasional, Irawati, SE, dan Aziz Muslim, S.Ag,. M.Pd.I .
Workshop IKM dengan tema Merdeka Belajar, Gali Potensi Besar ini diadakan oleh MGMP PAI SMP Kabupaten Banyumas diikuti 150 peserta dari empat kabupaten , yaitu Kabupaten Banyumas , Cilacap , Purbalingga dan Banjarnegara.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Banyumas Irawati menyampaikan walaupun guru agama berada dibawah Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan, akan tetapi induknya sama.
“ Mau tidak mau , suka tidak suka kita harus masuk ke Kurikulum Merdeka , mudah – mudahan melalui workshop ini bapak ibu guru bisa mengikuti program program yang diajarkan dan dapat menggali sebanyak – banyaknya ilmu yang diajarkan. Untuk bisa mensukseskan program Kurikulum Merdeka dibutuhkan kualitas dari para guru, dan ini dibutuhkan anggaran . semoga ini juga dapat dibantu oleh pemerintah kabupaten.”
“ Selain program Kurikulum Merdeka, pemerintah juga merencanakan peningkatan mutu pendidikan , pemerintah mengeluarkan program perencanaan berbasis data. Jadi saat ini data sangat penting, sehingga sekolah dituntut untuk menyediakan data yang valid.” Jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Sadewo menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran ekstrakurikuler yang beragam, dengan kurikulum ini pembelajaran nantinya akan bisa dimaksimalkan agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.
“ Kurikulum merdeka ini dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik yang digunakan dalam kurikulum ini adalah pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar pancasila.”
“ Fokus kepada materi esensial, fleksibelitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensi sesuai kemampuan peserta didik.” Terangnya.
Sementra itu dalam paparannya Aziz Muslim dengan tema Kebijakan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Terkait Kurikulum Merdeka menjelaskan bahwa peran guru PAI adalah sebagai pendidik, sebagai tauladan, sebagai pembimbing dan pengajar, sebagai administrator dan sebagai Pembina umat.
“ Regulasinya adalah Keputusan Mendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, Keputusan Mendikbudristek No. 262 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran , KMA No. 347 Tahun 2022 Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah.” Jelasnya.
Lebih lanjut Aziz menyampaikan apa yang harus disiapkan oleh madrasah dan sekolah dalam persiapan IKM ini adalah mengikuti sosialisasi Kurikulum Merdeka, mengikuti/melakukan bimtek persiapan implementasi kurikulum merdeka , membuat tim persiapan implementasi kurikulum merdeka.
“ Selain itu menyusun kurikulum operasional madrasah (buku dokumen 1) dengan melakukan kreasi dan inovasi sesuai visi, misi, tujuan dan kekhasan madrasah. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, modul, dll) sesuai spirit kurikulum merdeka (mandiri, kolaboratif, fleksibel). Dan Madrasah melakukan sosialisasi kepada stakeholder/warga madrasah.” Ujarnya lebih lanjut.
Durotun Nasikhin selaku ketua MGMP PAI Kabupaten Banyumas menjelaskan bahwa pelaksanaan Workshop Kurikulum Merdeka ini dasarnya adalah peraturan dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama untuk menjadikan guru agama Islam mampu menggali potensi .
“ Dengan Kurikum Merdeka guru dituntut untuk mampu menggali skill dan kemampuan dari peserta didiknya, harapannya setelah mengikuti workshop ini guru bisa menerapkan dan bisa mengimplementasikan di sekolah masing – masing,” ujarnya.(yud/rf)