Membatik Bersama MTsN Surakarta 1

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta-Mengisi kegiatan jeda tengah semester gasal tahun pelajaran 2022-2023, MTsN Surakarta 1 menggelar kegiatan Membatik Bersama. Selain untuk mengisi kegiatan jeda semester, kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada taggal 2 Oktober. Kegiatan Membatik ini diadakan pada Senin (02/10) bertujuan untuk memberikan edukasi dan mengenalkan warisan budaya.

Kegiatan diawali dengan sambutan dan motivasi dari Kepala Madrasah. “Tanggal 2 Oktober 2009 merupakan  tanggal ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO. Sejak itu, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Pengakuan internasional ini merupakan salah satu bentuk penghargaan tertinggi terhadap budaya Indonesia,”papar Nurul Qomariyah, Kamad. Dalam sambutannya, Nurul juga menyampaikan bahwa siswa MTsN Surakarta 1 harus bangga memakai baju batik pada hari ini. Hal tersebut juga merupakan salah satu penghargaan terhadap batik.

Kegiatan selanjutnya yaitu arahan dari Ibu Era tentang petunjuk teknis dan alat bahan membatik ikat celup. Alat dan bahan yang digunakan yaitu kuas, kelereng/batu, kain ukuran  1meter x 1meter, ember/baskom, karet/tali rafia, dan pewarna (remashol). “Hari ini kita akan membatik jenis ikat celup. Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Motif yang akan dibuat ditentukan terlebih dulu. Kalau mau buat motif jumputan berarti harus menyiapkan kerikil dan karet, kalau mau  buat motif Sibhori atau Tye Die harus menyiapkan lipatan-lipatan,”jelas Era Oktaviana, Guru Seni Budaya. Setelah menerima penjelasan, siswa yang sudah membentuk kelompok bersama kelompoknya  menyiapkan alas untuk membatik di halaman MTsN Surakarta 1. Setiap kelompok membuat motif sesuai dengan keinginannya.Tahap selanjutnya pewarnaan. Setelah diwarna, kain dijemur di halaman parkir madrasah.

Semua siswa MTsN Surakarta 1 mengikuti kegiatan Membatik  dengan antusias. “Nggak nyangka ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Semua terasa mudah dan menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok, “tutur Fina, Siswa 7 Sains 4.  “Sesi yang paling disukai siswa adalah sesi pewarnaan, karena saat sesi pewarnaan berlangsung mereka bisa menuangkan kreativitas mereka. Ternyata kraetifitas anak-anak luar biasa meskipun kegiatan membatik ikat celup merupakan pengalaman baru bagi mereka.

Kegiatan Membatik Bersama ini diharapkan dapat membuat siswa madrasah semakin mencintai batik dan bangga mempunyai budaya batik. “Semoga Tidak sekedar mencintai dan bangga saja tetapi juga  melestarikan budaya batik dengan pengetahuan mereka tentang cara dan praktik,”harap Danang Ari Prabowo, Guru seni Budaya. (Tim Jurnalis/Diana/bd)