Kota Mungkid – Meningkatkan fungsi kepenyuluhan bisa melalui berbagai cara, baik dilaksanakan dengan tatap muka dan pembinaan langsung, bisa melalui tulisan. Untuk meningkatkan kompetensi penyuluh di bidang penulisan, Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar webinar kepenulisan bertema ‘Penyuluh Agama Menulis, Siapa Takut?’. Webinar yang diikuti 70 peserta ini dipandu Ketua Departemen Literasi Pokjaluh Jateng, Azizah Herawati yang merupakan Penyuluh Fungsional Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.
Kegiatan dilaksanakan secara daring pada Kamis, (17/03/2022) pada pukul 13.000 – 15.00 WIB. Dalam kegiatan tersebut, Ketua Pokjaluh Jateng, Mahsun mengapresiasi terobosan Departemen Literasi Pokjaluh Jateng ini. Apalagi, departemen ini baru dibentuk pada Januari 2022.
“Melalui kegiatan ini, Pokjaluh ingin membangkitkan ruh literasi pada tiap Penyuluh Agama terutama di Jateng. Ruh literasi berisi kesadaran sebagai manusia pembelajar, kesadaran Penyuluh sebagai manusia pembelajar,” ungkap Mahsun. Menurutnya, ruh literasi perlu dikembangkan penyuluh agama pada era keterbukaan informasi.
“Penyuluh wajib memiliki ruh literasi. Apalagi Penyuluh merupakan juru bicaranya negara. Karena kita juru bicara maka kapasitas dalam memahami, mengelola, dan menyampaikan informasi harus tepat dan mendalam,” tambahnya.
Webinar yang dimoderatori oleh Azizah Hera menghadirkan narasumber Radeh Roro (Rr) Ayu Dewi Widowati, Guru MTsN 1 Yogyakarta yang merupakan Penggerak Literasi Nasional Kemenag RI. Acara tersebut juga dihadiri oleh Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, M. Afief Muhdzir.
Selama pandemi Covid-19, Ayu telah menggerakkan berbagai komponen masyarakat hingga menghasilkan 63 buku bersama. “Semua kita bisa menulis. Menulis itu mudah. Menulis dimulai dari hal yang paling sederhana. Saya yakin, banyak pengalaman Penyuluh yang bisa dituliskan sehingga bermanfaat untuk orang lain. Menulis itu bekerja untuk keabadian,” ujar Ayu menyampaikan motivasi.
M. Afief Muhdzir memberikan dorongan pada penyuluh bagaimana meningkatkan kompetensi dalam menulis. “Penyuluh yang biasanya berbicara, coba untuk menulis apa yang dibicarakan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan merekam, kemudian membuat quote kecil,” papar Afief. Kegiatan berlangsung dengan aktive dan interaktif. Para peserta bertanya secara antusias kepada narasumber.(fs/Sua)