Meningkatkan Taqwa di bulan Ramadhan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Setiap bulan Ramadhan Badan Amalan Islam (BAI) Provinsi Jawa Tengah selalu menyelenggarakan kegiatan berupa tarawih keliling (tarling) dimana tarling ini ikuti hampir seluruh instansi pemerintah di Jawa Tengah. Memasuki malam kesembilan bulan Ramadhan, Masjid Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mendapatkan giliran sebagai lokasi tarling. Hadir dalam kegiatan tarling perwakilan dari Forkopinda Provinsi Jawa Tengah, Kakanwil beserta pejabat dan pegawai Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.

Tarling dimulai dari Sholat Isya berjamaah yang dipimpin oleh H. Zaenuri Ahmad AH yang kemudian dilanjutkan dengan sholat tarawih dan witir, adapun tausiyah kultum disampaikan oleh KH. Fahrur Rozi salah satu dosen UIN Walisongo Semarang.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Ahmadi selaku shohibul bait menyambut baik atas kepercayaan BAI yang telah memilih masjid Kanwil sebagai lokasi tarling. Pada kesempatan tersebut Ahmadi menyinggung terkait pelaksanaan ibadah haji 1436H/2015M, bahwa “daftar tunggu keberangkatan jamaah haji mencapai 19 tahun, hal ini disebabkan adanya pemotongan quota haji sebanyak 20% dari kerajaan Arab Saudi karena sedang adanya renovasi di sekitar Masjidil Haram yang rencananya sampai dengan tahun 2016, harapannya setelah 2016 nanti quota akan kembali normal bahkan dimungkinkan akan adanya penambahan quota.”

Sementara itu tausiyah yang mengambil tema “Meraih Taqwa di bulan Ramadhan” disampaikan dengan lugas dan sedikit kocak oleh Dosen UIN tersebut, dalam tausiyahnya Beliau menekankan pada 4 makna taqwa yang dapat diraih dibulan suci Ramadhan ini.

Keempat makna tersebut meliputi dari taqwa yang berarti takut kepada Allah, yakni percaya bahwa Allah melihat setiap apa yang kita lakukan. Selanjutnya taqwa yang berarti mengamalkan terhadap apa yang telah diturunkan oleh Allah dalam hal ini Al Quran, dimana ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga harapannya kita mampu merutinkan membaca Al Quran dengan tartil sesuai dengan tajwidnya dan berusaha mengerti dan memahami artinya serta berupaya untuk mengamalkannya.

Berikutnya merupakan taqwa yang berarti mensyukuri terhadap nikmat yang menggembirakan dan ridho terhadap nikmat yang sebaliknya, dengan harapan mampu menerima terhadap apa yang diinginkan tidak didapatkan dan yang didapatkan bukan selalu yang diinginkan.

Sedangkan yang terakhir memaknai taqwa dengan selalu siaga menghadapi kehidupan yang lebih panjang dan kekal yakni kematian, dengan harapan mengajak untuk berupaya mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan membawa bekal amal sholih sebanyak-banyaknya sehingga kapanpun dipanggil menghadap Allah senantiasa kita siap menghadap Allah dengan tersenyum.

Mengakhiri tausiyahnya Beliau memberikan semangat kepada para hadirin semoga kehadiran kita di majelis ini merupakan salah satu upaya kita dalam mengumpulkan bekal amalan yang baik sehingga kita akan siap saat menghadap Allah. (gt)