Semarang (Humas) – Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada tanggal 16 November 2022 sekaligus menyemarakkan Tahun Toleransi 2022, Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang bekerjasama dengan Diklat Kementerian Agama RI menggelar Festival Toleransi dan Pagelaran Seni Budaya dengan mengusung tema “Diplomasi Moderasi Beragama melalui Seni Budaya” yang berlangsung pada Jumat, 18 November 2022 di Sam Poo Kong, Semarang. Festival ini juga di siarkan secara live streaming di Youtube Balitbang Diklat.
Suasana pagelaran di kemas dengan indah diawali dengan doa bersama dari enam tokoh agama serta tarian yang melambangkan keragaman budaya, suku dan agama. Moderasi beragama dengan melakukan pendekatan berbasis seni budaya ini menjadi penting karena salah satu indikator moderasi beragama adalah ramah terhadap budaya lokal, seni budaya.Pada pagelaran tersebut simbol-simbol kebudayaan diusung sebagai wahana dan instrumen untuk menyampaikan pesan – pesan moderasi beragama khususnya bagi pekerja seni, budayawan.
Pada kesempatan ini, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan bahwa pluralitas sebagai alat untuk mencapai tujuan yang baik bukan untuk memecah belah satu dengan yang lain.
“Pluralitas masyarakat menjadi kodrat kehidupan di Indonesia. Pluralitas ini memiliki dua sisi yang bertolak belakang seperti dua sisi mata uang. Pluralitas itu bisa menjadi sebuah energi, sebuah energi untuk mencapai tujuan atau target-target besar kita tetapi sebaliknya pluralitas bisa menjadi alat pemecah belah diantara kita, begitu juga dengan moderasi beragama yang menjadi salah satu program prioritas Kemenag,” tuturnya.
Sikap menghargai pluralisme ini menjadi penting untuk menjaga keutuhan NKRI. Kehidupan berbangsa sering mengalami gelombang bahkan kerikil yang tajam yang harus dilewati dengan bijaksana, oleh karena itu sangatlah perlu sinergisitas, kerjasama, dan kekompakan semua komponen bangsa.
Di Kesempatan yang sama, Buku Antologi Puisi Moderasi Beragama “Kusebut Nama-Mu dalam Seribu Warna” hasil karya Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Satu Pena Jateng dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng diserahkan secara langsung kepada Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Buku tersebut memiliki pesan moral dan religius untuk semua kalangan sebagai bentuk ikhtiar menggugah rasa persaudaraan antarsesama tanpa membedakan dan tanpa saling menghakimi, agar kita semua dapat menyuarakan indahnya kebersamaan dan perdamaian, disampaikan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad.
“Saya sangat mengapresiasi, penerbitan buku antologi tersebut menjadi penting ditengah kehidupam sosial beragama yang kompleks, dimana kita tidak hanya hidup dalam keragaman suku, budaya, dan adat istiadat saja tetapi juga keragaman dalam kehidupan beragama,” ungkapnya.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dimana agama memiliki pengaruh penting dalam segala aspek kehidupan, sehingga budaya toleransi harus terus diperkuat melalui moderasi beragama. (D/rf)