Temanggung – Setelah ditunjuk oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung menjadi sekolah rintisan adiwiyata, MI Muhamadiyah 1 Tempuran Kaloran mendapat kunjungan dari Tim Adiwiyata Kabupaten Temanggung dalam rangka visitasi dan penilaian calon sekolah adiwiyata, Kamis (2/12).
Tim berjumlah 6 orang dari unsur Dinas Lingkungan Hidup, Kementerian Agama dan LSM Oiska. Dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh pengawas madrasah Kecamatan Kaloran, ketua komite dan dari unsur Pemerintah Desa Tempuran.
Dalam pembukaannya Kepala MIM 1 Tempuran Samrodin, menyampaikan ucapan selamat datang dan selanjutnya memaparkan profil Madrasah. “MIM 1 Tempuran setelah mendapat mandat sebagai salah satu calon sekolah adiwiyata mulai berbenah. Walaupun masih ada rasa pesimis dengan kondisi madrasah, namun dengan dorongan semua pihak dan kekompakan guru serta semboyan “nekat, mangkat, manfaat” akhirnya memantapkan diri untuk maju menjadi calon sekolah adiwiyata,“ ungkapnya.
Sementara itu, ketua Tim Penilai Hani Eko P, mengatakan bahwa, “kedatangan Tim adalah dalam rangka validasi dan verifikasi data lapangan, mencocokkan dengan instrumen yang telah diisi oleh pihak sekolah.”
Setelah dilakukan validasi dan tinjauan lapangan, evaluasi dari tim yang diwakili oleh salah seorang anggota, menyampaikan bahwa progresnya sangat bagus. Sejak dari verifikasi awal sekitar bulan April, verifikasi ke-2 bulan Oktober yang selanjutnya bulan November pengisian kuesioner.
Bahkan disampaikan sudah lebih baik dari yang diisikan di kuesioner. Anggota Tim yang berasal dari Dinas DPR DLKH itu meminta agar kondisi yang sudah sangat baik ini agar dilanjutkan.Tidak hanya pada saat penilaian saja. Ada beberapa catatan untuk ditindak lanjuti, demi kondisi yang lebih baik lagi.
Lebih lanjut dikatakan tujuan utama program sekolah adiwiyata bukan untuk memenangkan perlombaan. Program sekolah adiwiyata harus selaras dengan prinsip edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Penerapan sekolah adiwiyata juga perlu dijalankan secara bersama.
“Sekolah adiwiyata dan pendidikan karakter perlu diwujudnyatakan dalam bentuk tindakan atau aksi nyata di sekolah. Sekolah adiwiyata merupakan sekolah berjiwa cinta lingkungan hidup. Sekolah adiwiyata berkaitan langsung dengan perhatian kita kepada pelestarian lingkungan hidup yang diterapkan melalui penerapan pendidikan karakter berkelanjutan,“ jelasnya. Dalam kesempatan yang sama Miftakhul Hadi, selaku pengawas Kecamatan Kaloran dalam sambutanya menyampaikan, walupun gurunya hanya ada 6 orang temasuk Kepala Madrasahnya dan yang laki-laki hanya 1 orang, agar tim adiwiyata MIM 1 Tempuran tetap semangat. “ Semoga MIM 1 Tempuran memperoleh nilai baik diatas passing grade, sehingga berhak menyandang predikat sebagai Sekolah Adiwiyata,” harapnya. (Mif/rf)