Milenial Temanggung Siap Jadi Penggerak Toleransi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung – Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Temanggung, menggelar Sekolah Moderasi Remaja (SMR) Angkatan ke 5 di Omah Kebon Resto Temanggung. Kegiatan yang diikuti oleh 60 peserta, perwakilan remaja Islam, Budha, Kristen, Katolik, Hindu dan Konghuchu ini dibuka oleh Ketua FKUB, H Ahmat Sholeh, Selasa (11/10).   

Kegiatan Sekolah Moderasi Remaja Angkatan ke 5 ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa sebelumnya. Dari sisi format kegiatan dan peserta ada beberapa perbedaan dibandingkan kegiatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Disampaikan oleh Ketua Pokjaluh Kemenag Temanggung, H Agus Efendi untuk angkatan ke 5 ini peserta lebih banyak untuk diskusi dan fun game dengan konten moderasi dibandingkan dengan menyimak materi klasikal.

Kegiatan diawali dengan pembekalan materi oleh Ketua FKUB H. Ahmat Sholeh yang berpesan kepada peserta agar tidak mudah terjebak menilai orang lain atau menilai umat agama lain dari sisi bungkus dan kulit luar saja.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, H. Ahmad Muhdir menyampaikan kepada sahabat moderat peserta kegiatan tentang peta kondisi keragaman Indonesia, khususnya wilayah Kabupaten Temanggung dan selanjutnya mengajak peserta untuk mensikapi arus teknologi dengan cerdas.

“Menjadi Milenial Penggerak Toleransi merupakan tema dan target output yang diusung di Sekolah Moderasi Remaja ke 5 ini. Sasaran peserta adalah remaja lintas agama yang diharapkan bisa menjadi penggerak toleransi untuk teman sebaya,“ ujarnya.

Risa, salah satu perserta dari SMP Kanisius dalam diskusi menyampaikan bahwa di kalangan remaja masih ada problem menyangkut toleransi, kebanyakan remaja lebih memilih berkawan dengan teman yang berkeyakinan sama. Hal itu diantaranya karena remaja belum paham bagaimana etika pergaulan dengan teman yang berbeda keyakinan.

Rencana tindak lanjut dari kegiatan ini, peserta diminta untuk membuat rencana aksi yang akan mereka lakukan. Balqis Maulina dari MAN Temanggung menyampaikan ide aksi yang dia rencanakan diantaranya akan mengkampanyekan pesan toleransi melalui konten sosial media dan melalui organisasi intra sekolah atau organisasi remaja. Peserta merasa nyaman dan senang bersosialisasi dengan remaja sebaya meski berbeda keyakinan, ini terlihat ketika proses diskusi dan  game.

‘’Kami siap menjadi Milenial Penggerak Toleransi,’’ teriak semua peserta diakhir kegiatan. (yn/rf)