Kendal – Merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 752 Tahun 2021 tentang POS Penyelenggaraan Ujian Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021, MIN 1 Kendal meyelenggarakan Ujian Madrasah Berbasis E-Learning Tahun Pelajaran 2020/2021. Kegiatan yang berlangsung mulai 1 s.d. 10 April 2021 ini dibuka langsung oleh Kepala MIN 1 Kendal bersamaan dengan pembekalan Panitia Ujian Madrasah, Kamis (1/4).
Dalam arahannya, Subiyono meminta kepada Panitia UM agar mengerahkan segenap pikiran dan tenaga untuk kesuksesan UM. Guru Kelas juga harus ambil peran dengan mengkondisikan siswanya untuk benar-benar mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya.
“Ciptakan suasana ujian di benak pikiran anak-anak, walaupun pelaksanaannya secara online. Seperti misalnya, saat mengerjakan ujian anak-anak mengenakan seragam madrasah sesuai jadwal. Bisa juga ditambahkan kirim foto saat mengerjakan ujian, kepada guru kelas masing-masing,” ungkapnya.
Kepada proktor dan teknisi, dirinya berpesan agar mengantisipasi segala kemungkinan yang menghambat UM, baik secara teknis maupun non teknis. Juga diperlukan koordinasi intens antara proktor dengan guru kelas. Dengan melaksanakan langkah-langkah ini, kepala madrasah berharap Ujian Madrasah Berbasis E-Learning untuk MIN 1 Kendal bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
Sementara Ketua Panitia meminta kepada guru kelas untuk pro aktif mengecek kelas ujian secara online, mengeshare tata tertib peserta ujian di WA Group orangtua siswa dan berkoordinasi aktif dengan proktor untuk mengikuti perkembangan keaktifaan peserta dalam mengikuti ujian ini,
Bagaikan gayung bersambut, apa yang diinginkan ketua panitia disambut sangat baik oleh proktor. Proktor yang bertugas sebagai pengawas pada kelas ujian online, akan melaporkan perkembangan keaktifan siswa dalam mengerjakan ujian setiap per jam mulai dari jam 08.00 s.d. 21.00 WIB.
“Kami bersama tim akan melaporkan perkembangan keikutsertaan peserta setiap jam. Pada pukul 17.00 WIB kami akan upayakan rekap peserta yang belum hadir sudah bisa disajikan kepada guru kelas. Selanjutnya mohon kepada guru kelas untuk men-tracing mengapa ada siswa yang belum hadir dalam pelaksanaan ujian tersebut,” ungkap Mustofa selaku ketua Tim Proktor.
Saat ditanya mengapa durasi kesempatan untuk mengerjakan ujian cukup lama dari 08.00 s.d. 21.00 WIB, dirinya menyatakan hal ini dikarenakan fasilitas gadget yang dimiliki siswa kebanyakan masih bergantian dengan orangtua atau anggota keluarga lainnya.
“Kami berikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan ujian pada sore atau malam hari saat orangtua sudah pulang kerja. Ini dilakukan semata-mata untuk memberikan pelayanan kepada siswa agar semua siswa bisa mengikuti ujian dalam kondisi apapun,” tambahnya.
Mengantisipasi adanya kekhawatiran ketidakjujuran dalam mengerjakan ujian secara daring, Mustofa menegaskan bahwa kekhawatiran ini bisa ditepis melalui penanaman nilai kejujuran. Guru kelas maupun mapel sudah menanamkan kejujuran kepada siswa sejak melaksanakan penilain harian (PH), PAS, maupun PAT. (sby/bel/rf)