Semarang – Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai spiritual kepada peserta didik dan menumbuhkan kesadaran penghambaan diri terhadap Sang Khalik, MTs Negeri 1 Kota Semarang mengadakan kegiatan Latihan Manasik Haji. Kegiatan diselenggarakan di lapangan madrasah, Jl Fatmawati Kedungmundu Kecamatan Tembalang, Selasa (23/05).
Kepala Madrasah Mudlofir mengatakan, latihan manasik haji ini sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum 2013 dan pengenalan rukun Islam kelima kepada para siswa. Disamping itu juga sebagai latihan praktik ilmu yang pernah dipelajari melalui mata pelajaran Fiqih. “Latihan manasik haji ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa penghambaan para peserta didik kepada Allah SWT. Siapa pun kita baik kaya maupun miskin, pintar maupun bodoh, atasan mapun bawahan statusnya sama di hadapan Allah SWT,” ujar Mudlofir.
Ditambahkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang perlu dijadikan suri tauladan atas sifat disiplin, tanggung jawab, berakhlak mulia, dan kesabaran. “Pengenalan haji dan umroh bagi siswa juga dalam rangka membangkitkan karakter religius peserta didik,” jelasnya.
Sebelum kegiatan, peserta mendapat buku panduan dan menerima pembekalan meliputi penjelasan berbagai istilah dan panduan do’a haji yang dipandu langsung oleh Kepala Madrasah. Latihan praktik diawali dengan membaca niat haji dan memakai pakaian ihram dari miqat. Dilanjutkan perjalanan ke Arafah, kemudian ke Muzdalifah untuk mengambil kerikil, menuju ke Mina untuk mabit dan melempar jumrah di jamarat. Selanjutnya perjalanan ke ka’bah untuk melakukan thawaf, sa’i dari Shafa ke Marwah dan tahallul serta thawaf wada’.
Humas MTs Negeri 1 Semarang Sofwan mengungkapkan bahwa praktik rukun dan wajib haji pada manasik haji ini mempunyai harapan agar para peserta didik memiliki pemahaman melakukan ibadah haji. “Walaupun beberapa siswa sudah pernah melaksanakan haji dan umroh bersama orang tuanya, diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini para peserta didik mampu lebih cerdas secara spiritual dan lebih arif secara sosial,” papar Sofwan.
Sementara Asmiah selaku ketua panitia menjelaskan, kegiatan kecerdasan spiritual tersebut diikuti oleh peserta didik kelas 8 berjumlah 305, terdiri dari 132 siswa dan 173 siswi dengan pembimbing 10 orang guru. Selain diajarkan secara teoritis, juga penting diajarkan rukun dan ketentuan lainnya dalam pelaksanaan haji agar para peserta didik tidak sekedar diwacanakan saja. “Jika bacaan dan doa-doa bisa dihafalkan, tetapi dalam haji juga ada rukun yang harus dilakukan secara fisik,” pungkasnya.(mjk-ch/gt)