Temanggung – Pengurus Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan se Kabupaten Temanggung, masa khidmah 2014-2019, Sabtu (22/07/2017) dikukuhkan oleh ketua MUI Kabupaten Temanggung, KH. Yakub Mubarok, di Graha Bhumi Phala Temanggung. Hadir dalam acara tersebut Bupati Temanggung, Komandan Kodim, Kepala Polres, Kepala Kantor Kementerian Agama, Kepala KUA Kecamatan dan tamu undangan lainnya.
Bupati Temanggung dalam sambutan yang dibacakan oleh Kabag Kesra Fajar Pramudito mengatakan, MUI mempunyai peran utama yang strategis yaitu sebagai pewaris tugas-tugas para nabi (Warasatul Anbiya).
“Ulama juga sebagai pemberi fatwa, pembimbing dan pelayan umat, pemegang Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, pelopor gerakan Islah dan juga pelopor gerakan pembaharuan,” kata Fajar.
Fajar pun mengajak pengurus MUI Temanggung, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi, pemuda dan seluruh elementasi masyarakat lainnya bersama-sama dengan segenap potensi yang ada mencurahkan gagasan, ide serta pemikiran.
“Mari bersama merumuskan langkah-langkah kreatif, konkret dan konstruktif, guna mewujudkan Temanggung menjadi daerah yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan,” harapnya.
Pengukuhan ditandai dengan pembacaan naskah pengukuhan oleh Ketua MUI dan ditirukan oleh seluruh pengurus. Selanjutnya secara simbolis diserahkan SK Pengukuhan kepada Pengurus MUI Kecamatan.
“Pelantikan ini sebagai upaya awal MUI untuk melakukan konsolidasi organisasi. Setelah terbentuk kepengurusan Kabupaten, ditindaklanjuti dengan pengukuhan kepengurusan di tingkat Kecamatan yang dilakukan serentak di Graha Bhumi Phala. Tahap selanjutnya adalah pembekalan organisasi yang akan dilakukan pada bulan mendatang” kata Yakub Mubarok usai pengukuhan kepengurusan.
MUI, lanjutnya, menjadi wadah bertemunya ulama dari berbagai latar belakang ormas Islam yang ada di Temanggung seperti Syari’at Islam, Muhammadiyah, dan Nahdatul Ulama. MUI menjadi wadah komunikasi ulama dari berbagai latar belakang ormas. Hal ini yang menjadikan hubungan umat Islam di Temanggung berjalan sangat baik. Tidak hanya di tingkat pimpinan ormas, namun juga menular hingga akar rumput.
“Kondisi yang kondusif ini sangat menguntungkan bagi semua pihak, baik bagi berjalannya kegiatan keagamaan maupun kegiatan pemerintahan yang membutuhkan situasi yang kondusif ini untuk menjamin terlaksananya pembangunan dengan baik” katanya.
Yakub Mubarok berharap hubungan baik ini terus berjalan dengan saling menghormati. Karena kekompakan Ulama dan Umaro itu pada hakekatnya prasyarat bagi terlaksananya pemerintahan yang baik. Ada saatnya Ulama juga dituntut untuk berani memberikan nasehat pada umaro, baik diminta maupun tidak diminta, bila umaro tidak berpihak pada rakyat. Tentunya dalam memberi nasehat ini harus dilakukan dengan santun dan berpedoman pada etika.
“Begitulah harusnya peran MUI. Sehingga tidak hanya dikenal sebagai pembuat stempel halal. Keterpihakan ulama itu pada keadilan yang dirahmati Allah SWT. Mengenai apakah nasehatnya dipakai atau tidak, itu terserah Umaro, namun di sisi itu, ulama telah menjalankan tugasnya” katanya.(srAf)