Surakarta – Guru adalah figur paling berpengaruh bagi anak didik setelah orang tua. Meskipun intensitas pertemuan guru dengan siswa tidak sebanyak dan selama dengan orang tua, namun guru mempunyai kontribusi besar bagi pembentukan karakter seorang siswa. Demikian dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta, Muslim Umar, saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Agama Katolik Tingkat Dasar dan Menengah Kota Surakarta di Sarila Hotel Surakarta, Rabu (12/7)
“Siswa memandang guru tidak hanya pada waktu guru menyampaikan materi pembelajaran, namun juga bagaimana seorang guru bersikap, bertutur kata, berkomunikasi dan berinteraksi baik kepada siswa, sesama guru atau bahkan ketika berada pada lingkungan masyarakat”, jelas Muslim Umar.
Muslim mengatakan guru sebagai pribadi yang dijadikan acuan dalam pembentukan karakter siswa sudah barang tentu wajib memiliki karakter mulia yang nantinya akan dilihat dan dijadikan nilai baru bagi siswa-siswanya.
“Guru yang hanya pandai menyampaikan materi pembelajaran tetapi tidak mempunyai karakter mulia akan dijauhi siswa, begitu juga sebaliknya,” paparnya
Lebih lanjut dikatakan orang yang mempunyai kepandaian saja tetapi tidak mempunyai karakter yang baik bisa jadi akan menjadi orang yang membahayakan, karena kepandaianya bisa disalahgunakan untuk perbuatan destruktif atau perusakan. Sedangkan orang yang mempunyai kebaikan meskipun ia tidak begitu pandai masih lebih bagus karena setidaknya ia bisa memberikan suasana kondusif dan tidak membahayakan bagi orang lain.
Sementara itu dalam laporannya, Penyelenggra Katolik Kankemenag Kota Surakarta, Elisabeth Sri Wahyuningsih, mengatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari, dari hari ini (Rabu, 12/7) sampai hari Jumat lusa. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang guru pendidikan agama Katolik tingkat dasar dan menengah se Kota Surakarta.
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya membangun karakter mulia seorang guru. Karakter mulia seorang guru tercermin dari bagaimana seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, baik melalui komunikasi, sikap, tutur kata, atau sekedar cara seseorang menyapa sesama.
“Guru yang memiliki karakter mulia akan membawa keteduhan bagi orang lain, Ia akan dianggap menjadi seseorang yang mendamaikan, seseorang yang gemar membawa kebaikan, bukan membuat orang lain merasa tenang jika bersamanya,” kata Elisabeth.
Selain itu Ia juga dijelaskan bahwa kesadaran dan pemahaman bahwa mendidik adalah sebuah amanah akan berkorelasi terhadap aktifitas dalam proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru kepada siswanya, baik pembelajaran di ruang kelas, pembelajaran di luar kelas, maupun pembelajaran dalam kemasyarakatan.
“Guru harus mempunyai kesadaran dan pemahaman bahwa mendidik adalah amanah sehingga, harus mempunyai karakter tangguh yang sanggup mengemban dan melaksanakan amanahnya sebaik-baiknya,” pungkas Elisabeth. (abc/ Wul)