Semarang (Buddha), Bimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha dan Moderasi Beragama dengan melibatkan tokoh dan pengurus organisasi Keagamaan Buddha tingkat Prov. Jawa Tengah, Jumat (25/3) yang dilangsungkan di Hotel Candi Indah, Jl. Wahidin No. 112 Semarang.
Kegiatan ini selain dihadiri oleh 20 orang tokoh dan pengurus organisasi Keagamaan Buddha Prov. Jawa Tengah, hadir juga Musta’in Ahmad selaku Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah, I Dewa Made Artayasa Pembimas Hindu dan Karbono Pembimas Buddha pada Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah.
Dalam kesempatan sambutan dan pengarahannya Musta’in Ahmad mengucapkan terima kasih kepada para tokoh agama Buddha yang telah berperan dalam menjaga keharmonisan umat Beragama di Jawa Tengah.
“Terima kasih kami ucapkan kepada tokoh-tokoh agama Buddha yang telah membersamai Kemenag dengan upayanya masing-masing untuk tetap menjaga keharmonisan umat beragama di Provinsi Jawa Tengah,” ucap Musta’in.
Dia menjelaskan bahwa keharmonisan hidup antar umat beragama ini terjalin karena dukungan kedewasaan masyarakat Jawa Tengah dalam memaknai nilai serta dalam mempraktikan ajaran agamanya masing-masing.
“Sikap moderat adalah kemampuan menghargai umat beragama lain dalam menjalankan kegiatan peribadatan dalam kehidupan di masyarakat,” tegas Musta’in Ahmad.
Kakanwil menjelaskan bahwa nilai-nilai kebaikan yang ada dalam ajaran-ajaran setiap agama yang ada di Indonesia dapat kita praktikan meski kita bukan pemeluk agama tersebut. Dia mencontohkan bahwa nilai nilai kebaikan dari ajaran agama Buddha dapat pula dipraktikan oleh orang-orang yang bukan penganut agama Buddha demikian juga sebaliknya.
“Ajaran agama bisa dijalankan oleh siapa saja artinya ajaran agama yang demikian ini sudah moderat,” tegasnya.
Musta’in juga berpesan agar agama yang sudah moderat jangan di tarik ke sisi yang ekstrim. Dia mengajak seluruh komponen tokoh agama maupun masyarakat di Jawa Tengah untuk terus menghadirkan agama dalam wujud aslinya agar tercipta kedamaian dan harmoni dalam hidup.
“Moderasi beragama sudah ada sejak dulu, hanya dalam perkembangan jaman selanjutnya agama diseret ke sisi ekstrim yang berlebih-lebihan sehingga menyebabkan ketidakharmonisan di masyarakat,” pungkasnya.
Dalam kegiatan dialog ini Musta’in Ahmad mengingatkan kembali kepada seluruh peserta yang hadir untuk terus berkontribusi dalam mendukung terciptanya kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat Jawa Tengah untuk mewujudkan Tahun Toleransi yang di canangkan oleh Menteri Agama pada tahun 2022 ini.(sis/Sua)