Muswil IGRA : Bentuk karakter bangsa melalui peningkatan mutu PAUD

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Pimpinan Wilayah Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Provinsi Jawa Tengah pagi ini (24/02) menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) ke-2 bertempat di Hotel Patra Jasa Semarang. Muswil dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Ahmadi, dengan didampingi Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Jamun.

Muswil ke-2 IGRA yang mengangkat tema “Peran IGRA dalam meningkatkan mutu pendidikan usia dini di Raudlatul Athfal menuju pembentukan karakter bangsa” ini, menurut Arifah Imtihani, Ketua Panitia, diselenggarakan sehari diikuti oleh 105 orang perwakilan PD IGRA Kab./Kota se-Jawa Tengah. Arifah Imtihani melaporkan bahwa tujuan diselenggarakannya Muswil ini adalah sebagai ajang silaturahim Akbar Kepala dan guru RA se-Jawa Tengah, sebagai evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban pengurus, dan pemilihan ketua umum periode 2015-2020.

Ketua PW IGRA Jawa Tengah dalam sambutannya berterima kasih atas kehadiran Kepala Kantor Wilayah bersama Kabid Pendidikan Madrasah secara bersamaan. “Alhamdulillah saat ini beliau berkenan hadir. Terima kasih kami telah diperhatikan dan diberikan pembinaan yang baik,” kata Andi Sri Sutinah.

Kakanwil merasa bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi atas perjuangan para guru IGRA untuk memberikan yang terbaik dalam mencerdaskan anak bangsa. RA merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena di sinilah peletakan dasar pertama kali tentang karakter mulia bagi anak sebelum mereka memasuki lembaga pendidikan dasar dan pendidikan selanjutnya. “Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya untuk melakukan yang terbaik bagi anak bangsa,” kata Ahmadi.

Disampaikan bahwa pada tahun ini ada Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) RA yang telah mengcover seluruh lembaga. Hal tersebut kiranya bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kelancaran pelayanan dan kualitas pendidikan, seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan agama. Berbicara tentang peningkatan mutu pendidikan, menurut Ahmadi pada dasarnya tidak terlepas dari tiga hal, pertama: perluasan akses pendidikan, kedua, Peningkatan mutu dan SDM, dan ketiga, ketersediaan sarana prasarana.

Diingatkan kepada peserta muswil bahwa selain sebagai pengurus IGRA, juga sebagai pendidik. Untuk itu, pendidik dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi yang dimilikinya baik kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosio kultural dan kompetensi-kompetensi lainnya. “Dengan peningkatan kompetensi pendidik maka diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan secara signifikan,” kata Ahmadi. Kompeten itu menurut Ahmadi, adalah cakap dan berdaya. Artinya orang dikatakan kompeten adalah orang yang memiliki ketrampilan karena pengalaman, memiliki ilmu pengetahuan karena belajar, memiliki karakter fisik tertentu (cepat, konsisten, komprehensif), dan memiliki motivasi yang baik.

Yang terpenting, menurut Kakanwil, bahwa RA adalah lembaga pertama yang meletakkan dasar pengetahuan dan karakter bagi anak, maka mari kita melihat kedepan agar mereka mampu menghadapi kondisi pada waktu yang akan datang dengan baik dan selamat. “Bukan saja mengatasi masalah pada saat ini tetapi mampu mengatasi permasalahan pada masa yang akan dating,” jelas Kakanwil. Untuk itu, nilai budaya kerja Kementerian Agama harus ditegakkan untuk memberikan peningkatan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. (fat/gt)