Opening Ceremony the 20th Annual International Conference On Islamic Studies

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta (Humas) – Dalam rangka meningkatkan kajian Islam Indonesia yang terbuka dan moderat, Kementerian Agama RI bekerjasama dengan UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang ke-20 pada Senin, (25/10/2021).

Acara yang dilaksakan selama 25 s.d.28 Oktober 2021 ini dihadiri oleh berbagai tokoh muslim serta ilmuwan nasional dan internasional. UIN Raden Mas Said yang berkesempatan menjadi tuan rumah ke-20 pun menggelar acara dengan mengusung tema Islam in a Changing Global Context: Rethinking Fiqh Reactualization and Public Policy.

Acara tersebut diresmikan secara virtual oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya Wapres RI mengungkapkan apresiasinya terhadap Kementerian Agama karena dengan diselenggarakannya AICIS merupakan sebuah wujud promosi Indonesia sebagai pusat kajian Islam moderat di Dunia.

“Salah satu peran penting AICIS ini, menurut saya, tidak saja mampu menguatkan kajian Islam di tanah air, khususnya di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), tetapi juga mempromosikan Indonesia sebagai pusat kajian Islam dunia yang mengusung gagasan Islam Indonesia yang moderat,” tutur Ma’ruf Amin.

Menanggapi sambutan tersebut, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas setuju, bahwa dengan adanya AICIS ke-20 ini sebagai tepat mempromosikan Indonesia dalam pusat kajian Islam dunia yang mengusung gagasan Islam Indonesia yang moderat.

“Harapan saya AICIS ke-20 tahun 2021 ini mampu mencapai tujuannya dalam memberikan wadah bagi akademisi, peneliti, dan praktisi untuk memajukan ilmu pengetahuan, penelitian, dan teknologi sebagai merespon dinamika perubahan Islam di Era Global ini,” harap Menag.

Yaqut menjelaskan, tema AICIS ke-20 ini memiliki tujuan untuk melihat lebih dekat tentang bagaimana melawan reaktualisasi dan kebijakan publik dilihat dari pandangan Islam yang terus berubah secara global. Jadi dalam konferensi ini Beliau berharap bisa menjadi awal yang baik untuk membahas tentang transformasi digital, Penguatan Moderasi Beragama, Revitalisasi Keagamaan Kantor, Universitas Islam Cyber, Pesantren Kemerdekaan, dan toleransi di Tahun 2022.

“Oleh karena itu, fokus utama konferensi ini adalah untuk bertukar ide. Dan dengan berpartisipasi dalam pertukaran ini, semoga semua pihak yang dapat mengambil manfaat dari ini konferensi dan dapat menerapkannya dalam mengelola semua kegiatan di daerah mereka,” tutup Menag. (bqq)