Rukyatul hilal 1 Ramadhan, Kanwil Kemenag Jawa Tengah berkerjasama dengan UIN Walisongo Semarang, Kantor Kemenag Kab./Kota, Lajnah Falakiyyah PCNU Jepara dan Tim Hisab MAJT.
Tim rukyatul hilal bulan Ramadan 1443 H ini melakukan pengamatan di tiga belas titik lokasi yang berbeda di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu diantaranya adalah di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang, Jumat, 1/4.
Dihadiri pejabat dari Pengadilan Tinggi Agama, Ormas Keagamaan, MUI, BMKG, Kankemenag Kota Semarang, Dosen dan pen
Di Jawa Tengah sendiri ada 13 titik pengamatan Hilal, diantaranya Kota Semarang, Kab. Rembang, Kab. Batang, Kab. Kebumen, Kab. Jepara, Kab. Pemalang, Kab. Tegal, Kab. Kendal, Kab. Pati, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Brebes dan Kab. Demak.
Sambutan Rektor UIN yang diwakili oleh Wakil Rektor III, Dr. Achmad Arief Budiman, M.Ag., menyampaikan bahwa hasil ini akan dibawa Kemenag Jateng sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI.
“Hasil ini akan dibawa oleh Kanwil Kemenag Jawa Tengah untuk diserahkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Kementerian Agama RI. Kita akan terus melakukan pengamatan dan semoga berlangsung baik dan lancar,” ucap Arief.
Sedangkan Kabid Urais Kanwil Kemenag Jateng, H. Zaenal Fatah S.Ag., M.S.I., menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama stakeholder dan Organisasi Kemasyarakatan untuk ikut serta mengabdi dalam menentukan awal Ramadan 1443 H ini.
“Kami mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Agama dan Organisasi Kemasyarakatan untuk ikut serta mengabdi dalam menentukan awal Ramadan 1443 H ini,” imbuh Rikza.
“Betul, ada empat lokasi melihat hilal untuk bulan ramadhan tahun 2022 ini,” ujar Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarkaat (LP2M) UIN Walisongo, Dr M Rikza Chamami MSi, dalam keterangan tertulis, Jum’at, 1/4.
Tim rukyatul hilal dari UIN Walisongo nantinya akan diterjunkan di 4 lokasi tersebut. Menurut Dosen Ilmu Falak (Astronomi Islam), tim yang diterjunkan adalah pihak dosen dibantu para mahasiswa S1 dan S2 Jurusan Ilmu Falak. Mereka akan diterjunkan untuk mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam, sebagai tanda pergantian bulan pada kalender Hijriah.
“Ini untuk memastikan apakah Ramadan akan dimulai Sabtu atau Minggu, bergantung pada hasil rukyah. Untuk penentuan awal ramadan 1443 H, UIN Walisongo tetap menunggu keputusan sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI petang ini,” ujar Dr Ahmad Adib Rofiuddin MSI, Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo.
Sejauh ini, kata Adib, posisi hilal pada akhir bulan Sya’ban 1443 H di seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang mencapai 3 derajat. Artinya besar kemungkinan hilal tidak akan terlihat.
“Ini berarti bahwa kriteria baru Menteri-Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh Kemenag RI mulai tahun 2022 ini belum terpenuhi, sehingga kecil kemungkinan hilal akan terlihat,” timpalnya.
Kegiatan rukyatul hilal ini menjadi penting sebagai uji verifikasi kriteria MABIMS baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal bulan hijriah di tahun-tahun berikutnya.(Sua-Bn/Rf)