081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Pegawai Kemenag agar milki kepekaan yang tinggi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Terlaksananya kebijakan pencairan tunjangan kinerja harus diiringi dengan penanaman lima budaya kerja yang kini tengah digencarkan oleh Menteri Agama. Pemberian tukin ini juga sebagai salah satu upaya untuk melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Agama.

Demikian dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Drs. H. Atho’illah, M.Pd.I. Menurutnya, turunnya dana remunerasi ini merupakan titik awal bagi seluruh jajaran pegawai negeri di lingkungan Kementerian Agama untuk lebih meningkatkan kinerja dan menghasilkan output yang maksimal.

Sebagaimana Surat Edaran Tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2014 Tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Agama yang dijabarkan dengan PMA Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai dan Kelas Jabatan Struktural dan Fungsional dan Keputusan Sekretaris Jenderal tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Agama, tukin Juli-Desember 2014 sudah bisa dicairkan.

“Kita semua tentu menyambutnya positif. Namun tukin ini harus berdampak secara nyata dalam iklim kerja. Kita dituntut untuk bekerja lebih profesional,” tandasnya ketika memberikan pembinaan kepada para pegawai, kemarin.

Perbaikan pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan terlebih dahulu. Menurutnya, tujuan utama instansi pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu arti good gevernance yaitu terwujudkan birokrasi pemerintah yang mengupayakan pelayanan kepada masyarakat sebaik-baiknya.

Untuk memberikan pelayanan tersebut, lanjut beliau, segenap pegawai harus memiliki kepekaan yang cukup tinggi. Salah satunya adalah kepekaan terhadap tugas sehari-harus. Kendati sudah memiliki tugas dan fungsi masing-masing, antar pegawai harus bisa saling membantu.

“Peka berarti tidak membeda-bedakan tugas antar personil. Lingkungan kantor merupakan satu kesatuan ‘teamwork’. Bila ada deskjob, itu hanya sebagai pembatas tugas dan fungsi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk bisa saling bersinergi, mendukung tugas satu sama lain. Pegawai yang senggang harus bisa membantu pegawai yang sibuk atau pekerjaannya sangatlah banyak. Dengan demikian, semua tugas akan terselesaikan dengan baik,” jelasnya.

Beliau juga menegaskan, tukin ini pula harus diikuti dengan prestasi kerja yang kian hari kian meningkat. Sebagaimana pepatah, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Seluruh aktivitas kerja sehari-hari harus ada outputnya. Bila perlu dicatat dan dilampirkan buktinya.

“Output kinerja merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja selama tukin diterima. Sesuai dengan arah kebijakan asesmen kompetensi jabatan Kementerian Agama RI,” pungkasnya.— Shofatus Shodiqoh