Blora – Adanya ajaran radikalisme sebagai paham keagamaan, saat ini patut diwaspadai oleh pelajar sebagai generasi penerus bangsa, sehingga Islam harus dimaknai sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin, bermanfaat untuk semua manusia, cinta damai dan tidak menimbulkan kebencian dan permusuhan bagi sesama.
Hal ini disampaikan oleh Ketua MUI Kabupaten Blora, KH Muharror Ali dalam acara seminar “Wawasan Rahmatan Lil Alamin dan Perspektif” dengan sub tema “Mewaspadai gerakan radikalisme di Sekolah” Rabu (2/9) di Aula Gedung NU Blora yang dihadiri sekitar 93 pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Blora.
KH Muharror Ali juga menyampaikan pentingnya pelajar memahami adanya paham radikalisme yang berkembang di lingkungan sekitarnya, seperti aliran yang menginginkan perubahan dan pembaharuan sosial politik dengan cara kekerasan ataupun ajaran yang ingin merubah tatanan ideologi dengan melawan pemerintah dan gerakan terorisme yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
Pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Ulum tersebut menyampaikan ada banyak akar masalah radikalisme yang berkembang saat ini seperti kekecewaan politik atas piagam Jakarta dimana Islam tidak menjadi dasar negara, pemaksaan ideologi, terinspirasi gerakan revolusi Iran, sentimen agama, bagaian dari organisasi transnasional, kekecewaan ekonomi, monopoli, kesenjangan sosial dan lainnya sehingga mencari pengikut anak muda seperti pelajar.
Menurut Muharror, Islam sangat menghargai perdamaian dan menolak cara kekerasan serta mengajarkan toleransi antar sesama seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam perjanjian Piagam Madinah maka berbagai kelompok yang merusak citra Islam perlu diwaspadai bersama.
Hal senada disampaikan oleh Kapolres Blora, melalui Kanit Intelkam Polres Blora, Ipda Sulbekti bahwa pemuda seperti pelajar menjadi sasaran paham radikalisme karena masih mempunyai semangat yang tinggi untuk mencari jati diri, cenderung labil dan mudah terpengaruh lingkungan, maka perlu berhati hati dengan kelompok Islam yang radikal.
Untuk itu, strategi penanggulangan menyebarnya paham radikalisme seperti ISIS, MMI dan lainnya adalah bersatunya semua pihak baik TNI,Polri, tokoh agama, masyarakat, guru melalui pengajaran agama di sekolah, pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan radikalisme sebagai musuh bersama.
“Laporkan kepada pihak kepolisian apabila terdapat gejala kelompok radikal yang meresahkan masyarakat dan yang merambah ke pelajar karena kami Polres siap bersinergi memberantas dan memberikan pencerahan dan suasana kondusif di masyarakat,”paparnya serius.
Untuk itu, Sulbekti juga menghimbau pelajar untuk mewaspadai semua ajaran agama yang merusak keharmonisan hubungan dengan masyarakat dan meningkatkan jiwa nasionalisme serta tidak terprovokasi dengan ajaran radikal.
Acara berlangsung lancar dan tertib dan terjalin komunikasi dialogis antara peserta dan narasumber dengan antusias memberikan umpan balik materi dan berdiskusi. (ima)