Rembang — Pemberangkatan haji tahun ini akan dikonsentrasikan dari Kecamatan. Sama dengan tiga tahun yang lalu, bis haji akan menjemput calon jamaah haji dari Kecamatan masing-masing. Demikian ditegaskan oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz dalam pembukaan manasik haji yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang di Pendopo Museum Kartini, Senin (18/07).
Sebelumnya, dua tahun berturut-turut ini, pemberangkatan dikonsentrasikan Kabupaten dengan titik pemberangkatan di Gedung Haji. Menurut Bupati, hal itu ditujukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada dhuyufurrahman.
“Untuk itulah kami minta kepada para petugas dan panitia pemberangkatan haji akan meningkatkan koordinasi agar proses pemberangkatan haji berjalan dengan lancar,” tambah Bupati.
Diungkapkannya pula, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, biaya pemberangkatan dan pemulangan akan ditanggung oleh pemerintah daerah. “Hal ini merupakan komitmen pemerintah daerah untuk optimal dalam melayani tamu-tamu Allah,” lanjut Bupati.
Tahun ini, sebanyak 791 calhaj asal Rembang akan berangkat dalam tiga kloter, yaitu kloter 38, 48, dan 65. Masing-masing akan berangkat pada tanggal 24 Agustus, 27 Agustus, dan 1 September. Sedangkan masing-masing kloter berjumlah 355 orang untuk kloter 38 dan 48, dan 81 orang untuk kloter 65. Kloter 65 ini akan bergabung dengan Kabupaten Blora dan Jepara.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah menyebutkan, jamaah haji tertua asal Rembang yaitu Mardiyah Sartam warga, asal Desa Karas, Kecamatan Sedan. Sementara jamaah termuda yaitu Anir Fikria Nilal Muna, 23 tahun, warga asal Maguan Kaliori.
“Tahun ini, calhaj didominasi oleh wiraswasta sebanyak 235 orang. Dari 791 jamaah, wanita berjumlah 414, dan pria 377 orang,” terang Atho’illah.
Sementara pemberian vaksin meningitis akan diberikan mulai 27 Juli hingga 7 Agustus. Kasi Survailans dan Kejadian Luar Biasa Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Supriyo mengatakan pemberian vaksin ini mutlak dilakukan oleh semua calhaj. Kepada wanita usia subur akan ada pemeriksaan tambahan untuk memastikan apakah dalam kondisi hamil atau tidak. “Karena untuk wanita yang sedang hamil tidak boleh diberikan vaksin, dan terpaksa harus menunda keberangkatannya,” kata Supriyo.—(Shofatus Shodiqoh/gt)