Surakarta – Tampil dalam sebuah even merupakan suatu kehormatan bagi lembaga MAN 2 Surakarta. Ke-7 penari andalannya memperoleh undangan khusus, untuk meramaikan acara Rapat Kerja Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 yang dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia di Grand Candi Hotel, Candisari Semarang, Rabu (13/2) siang.
Didampingi Pengawas Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Surakarta,Sri Hartati, Wakil Kepala Bidang Humas MAN 2 Surakarta, Sugiyono, dan pembina Dyah Nurani Fatimah ke-7 penari yang masih duduk dibangku madrasah tersebut, tidak menyia-nyiakan kepercayaan dan kesempatan langka yang diberikan oleh Kanwil Kemenag provinsi Jawa Tengah itu.
“Tari yang mereka suguhkan adalah tari Asramadana. Disamping sebagai tari andalan para penari MAN 2 Surakarta, tari ini pernah dibawakan oleh para penari tersebut pada even PPMN Jawa Tengah, dan meraih sebagai juara”. ujar Sugiyono
Sebelumnya, diawali pembacaan sinopsis oleh Sugiyono dengan membawakan tembang mocopat Asmaradana.Tembang yang menceritakan kisah percintaan dua anak manusia dengan latar belakang budaya yang berbeda itu, tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Penyebabnya, penolakan banyak diutarakan dari orang-orang sekitar hanya karena latar belakang yang berbeda, Jawa dan Bali. Karena dahsyatnya kekuatan cinta mereka, ia mampu melunakkan kerasnya hati dan ke egoan orang-orang di sekitarnya.
Tema yang tepat dan dibawakan dengan baik itu memperoleh sambutan yang memukau dari peserta rapat yang hadir, hingga seluruh jajaran pejabat di Kementerian Agama Wilayah Provinsi Jawa Tengah.“Tampilannya memukau dan sukses,” seloroh salah seorang peserta.
Pujian juga disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Musta'in Ahmad, yang ikut menyempatkan diri foto bersama para penari itu, “Luar biasa. Bagus sekali,” katanya.
Tidak ketinggalan pula, Nuri Hartono, Kepala MAN 2 Surakarta yang melihat langsung aksi tari dari anak-anak didiknya,sangat bangga sekaligus terharu karena bisa tampil sukses.”Selamat dan sukses !,” katanya singkat.
Ardita, salah satu penari yang berasal dari Kalimantan, ketika dimintai kesan ketika menari dihadapan menteri dan para pejabat itu, katanya, sangat percaya diri.
Meskipun sebenarnya dia belum menguasai betul tentang budaya Jawa. Tetapi, berkat ketekunan dia dalam berlatih dan belajar tari Jawa dia bisa tampil lebih maksimal.
“Saya merasa bersyukur belajar di MAN 2 Surakarta, karena di sana seluruh potensi baik akademik maupun non akademik difasilitasi dan ditumbuh kembangkan MAN 2 Surakarta idolaku” katanya.(giyono-rma/bd)