Mungkid – Dunia pendidikan penuh dengan inovasi dan berkembang pesat, selalu ada cara dan metode baru seiring dengan meningkatnya peradaban manusia, misalnya era teknologi informasi. Guru Pendidikan Agama Islam, hendaknya terus menumbuhkan semangat untuk belajar sehingga bisa memainkan perannya dalam dunia pendidikan.
Pesan tersebut disampaikan Kepala Kantor Kemenag Mad Sabitul Wafa, kepada peserta Kegiatan Pengayaan Kurikulum 2013 Seksi Pendidikan Agama Islam, Selasa, (13/03/2018) di RM Pondok Tingal Borobudur, Magelang. Sebanyak 40 Guru PAI pada SD, SMP, SMA/SMK sekabupaten Magelang mengikuti kegiatan tersebut.
“Teruslah belajar karena dunia pendidikan inovatif dan berkembang pesat. Guru PAI adalah pilar yang luar biasa dalam rangka membentengi moral generasi ini untuk tidak sekuler,” kata Sabitul Wafa.
Menurut Sabitul Wafa, semangat untuk belajar itu dapat diimplementasikan dengan tingginya semangat mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan baik.
“Ending K13 adalah karakter. Pendidikan karakter ini sudah lama sekali dikenalkan oleh para pendahulu kita dalam pendidikan di pesantren. Bapak dan Ibu yang pernah mengenyam pendidikan pesantren dapat merasakan bagaimana pendidikan karakter itu dibangun, bagaimana menghormati seorang guru,” katanya.
Wafa berpendapat bahwa kekurangan pendidikan modern saat ini adalah kurangnya jam tatap muka mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, padahal pendidikan agama adalah unsur yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa.
“Ketika jam tatap muka kurang, maka butuh inovasi, pengayaaan, agar perencanaan mengajar bisa maksimal,” lanjutnya.
Guru Pendidikan Agama Islam adalah tenaga pendidik dengan latar belakang religius, sehingga diharapkan dapat menjadi teladan bagi para siswa dan teman sejawat di lingkungannya. Semangat religiusnya diharapkan dapat diimplementasikan dengan menyusun program-program pendidikan karakter di sekolahnya.
“Jadilah teladan, wakafkan hati, lisan, dan perbuatan Panjenengan untuk membesarkan pendidikan,” pesannya.
“Kurikulum yang dirancang dengan baik jika tidak didasari dengan tanggung jawab dan keikhlasan maka tidak akan pernah terserap. Manfaatkan ilmu Bapak/Ibu, karena ilmu yang diamalkan secar baik, bagaikan pohon yang tidak berbuah,” lanjutnya.
Terkait dengan USBN mata pelajaran PAI, Wafa mengharapkan Guru PAI agr menelaah produk soal, muatan lokalnya, dan berharap tidak ada persoalan terkait soal. Pola-pola pembelajaran agar disesuaikan dengan usia, kebutuhan, dan target yang dapat dipenuhi. Dengan demikian, harapan Kabupaten Magelang dapat berprestasi di tingkat regional maupun nasional dengan predikat nilai yang bagus. (am/bd)