Surakarta – Salah satu amalan utama di bulan Muharram adalah menyantuni anak yatim. Amalan ini merupakan sunnah yang dicontohkan Rosulullah SAW. Mengasihi anak yatim perlu ditanamkan kepada diri seseorang sedari dini.
Bersamaan dengan kegiatan pengajian menyambut tahun baru islam 1440 Hijriyah, MTsN 2 Surakarta memberikan santunan kepada peserta didiknya yang telah menjadi anak yatim atau yatim piatu.
Menurut Bukori selaku kepala madrasah, bahwa setiap diri manusia harus memiliki rasa kasih sayang kepada anak yatim. Salah satu bentuk menyayangi anak yatim adalah dengan memberikan santunan kepada mereka.
“Menyantuni anak yatim merupakan kewajiban seorang muslim. Dengan pemberian santunan ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap menyayangi anak yatim dalam diri peserta didik MTsN 2 Surakarta”, kata Bukori.
Kegiatan menyantuni anak yatim di MTsN 2 Surakarta dilakukan pada hari Jumat (21/9) setelah kegiatan pengajian selesai. Pemberian santunan ditempatkan di masjid Al Ikhlas MTsN 2 Surakarta dan diserahkan langsung oleh Bukori selaku kepala madrasah. Peserta didik yang telah menjadi anak yatim atau yatim piatu yang mendapatkan santunan sebanyak 59 anak, terdiri dari kelas VII sebanyak 20 siswa, Kelas VIII 20 siswa dan kelas IX sebanyak 19 siswa.
Sri Mutanti selaku wakil kepala bidang kehumasan mengatakan bahwa santunan ini merupakan bentuk perhatian madrasah terhadap anak yatim dan diharapkan dapat membantu serta meringankan beban keluarga.
“Ini merupakan bentuk perhatian madrasah kepada peserta didik yang yatim. Memang tidak besar yang bisa kita berikan, namun sesungguhnya sifat berbagilah yang ingin kami tanamkan sebagai salah satu karakter siswa madrasah”, terang Murtanti.
Santunan yang diberikan kepada anak yatim ini berasal dari shodaqoh atau infaq Bapak/Ibu guru dan karyawan madrasah. Dengan hanya mengharap ridlo dari Allah SWT, uang untuk santunan dapat terkumpul secara sukarela dan dapat diserahkan secara langsung kepada peserta didik yatim atau yatim piatu.
Kegiatan pemberian santunan anak yatim ini sudah berjalan beberapa tahun di setiap bulan Muharram. Ke depannya akan terus dilakukan dan ditingkatkan karena dapat membentuk prilaku baik untuk menyayangi dan mengasihi anak yatim. (sdq-rma/bd)