Penguatan Anti-Radikalisme dalam Program Pendidikan Agama Islam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Workshop Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI 2013 pada Sekolah SMK di Hotel New Puri Garden Semarang. Sesuai tema Workshop diatas, untuk kurikulum PAI bagaimana melakukan pengembangan peserta didik yang mempunyai empati dan kepedulian dalam masyarakat dengan bekal karakter.

Sesuai arahan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah saat ini dibutuhkan pengembangan pembelajaran yang sesuai kekinian, maksudnya selalu berkreasi yang akan membentuk anak yang selalu membawa jargon Islam Rahmatan lil’alamiin. “Sebab untuk memenuhi kebutuhan anak di dalam pendidikan formal dan informal perlu pendekatan Islam Rahmatan lil’alamiin,” tutur Ahmadi.

“Persoalan pendekatan sisi luar dan hakikat terkait pemahaman syari’ah” misalnya, kata Ahmadi “harus selalu memakai pijakan moderat atau tawasuth sebab Islam Rahmatan lil’alamiin itu selalu mengedepankan tengah-tengah yang selalu humanis, toleransi dan seimbang dalam melakukan pemahaman segala aspek termasuk ideologi apalagi ini kurikulum PAI untuk SMK, sehingga sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) harus ikut berpartisipasi untuk mencegah munculnya paham radikalisme,” jelas Ahmadi.

Lanjut Kakanwil Jateng, yang lebih berharap “dalam melakukan workshop ini yang terpenting agar betul-betul para siswa bisa terhindar dari paham radikalisme” tolong data tentang siswa harus kita kenali mulai dari latar belakang keluarga siswa, dari segi sudah/belum mapan dalam bidang agama utamanya sesuai Islam tradisi ke-Indonesia-an, jelas Ahmadi.

Tujuan Kemenag

Ahmadi mengatakan “bahwa kemenag mempunyai tugas untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan pengamalan ajaran agama”. Terang Ahmadi, dengan “memantapkan kerukunan keberagamaan, multikultural, anak bisa paham radikalisme, apa itu toleransi, semua itu sebagai bekal untuk menciptakan keharmonisan bermasyarakat”.

Ahmadi berpesan “untuk menghindari paham radikalisme di tingkat SMA/SMK sampai PT mari kita semua memantabkan kerukunan beragama bagaimana pendidikan memiliki sikap empati, kepedulian pada masyarakat lewat kegiatan sosial dan agama seperti mengetahui kegiatan BAZNAZ, UPZ supaya siswa mempunyai visi tentang pemikiran bagaimana mendongkrak ekonomi kerakyatan”.

Kemudian terakhir Jelas Ahmadi, bahwa melalui workshop PAI dalam wujud pengembangan dan penilaian untuk kurikulum, Ahmadi berharap “semua anakan bangsa dapat mengikuti pendidikan semua jenjang”. Lanjutnya “kita sebagai ASN mengabdi untuk negara berarti hadir di setiap layanan pada masyarakat” agar anak-anak kita menjadi kreatif, produktif dan inovatif serta mempunyai ketrampilan dengan menguasai ilmu pengetahuan”, tegas lagi Ahmadi, sebaliknya kita di birokrasi dan sebagai pelayan masyarakat jika tidak berkompeten berarti kita tidak sadar sudah tergusur dengan sendirinya, tegas Ahmadi.(liwu)