Semarang (Humas) – Indonesia memiliki keragaman budaya, ras, agama, suku, hingga bahasa. Keberagaman ini menjadi kekayaan penting yang dimiliki Indonesia sebagai bangsa multikultural yang kokoh serta berdaulat. Hal ini tentu menjadi sangat penting untuk mengumandangkan kekayaan ditengah-tengah masyarakat bahwa Indonesia merupakan negara multikultural yang mayoritas penduduknya muslim dan mampu berdiri tegak di tengah keberagaman.
Saat ini Indonesia akan banyak menggelar event bergengsi seperti Presidensi G20 di Bali pada akhir tahun ini. Indonesia memegang kunci untuk menggaungkan nilai toleransi yang merupakan buah dari konsep moderasi beragama.
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah mencanangkan 2022 sebagai tahun toleransi. Tahun yang menjadi wujud dari komitmen pemerintah dalam merawat toleransi baik sosial, agama, maupun politik demi memperkuat kesatuan bangsa.
Pencanangan 2022 sebagai Tahun Toleransi ini sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan moderasi beragama sebagaimana yang telah dirancang dalam RPJMN 2020-2024. Toleransi merupakan bentuk kesiapan untuk hidup bersama dengan orang yang berbeda.
“Toleransi ruhnya itu adalah kesediaan, kesiapan kita untuk berhadapan atau hidup bersama,” ungkap Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad saat membuka rapat koordinasi dan pengukuhan pokja tan toleransi di Aula Lt. 3, Jumat (5/8).
“Lebih sederhana toleransi itu mencerminkan bahwa kita tidak perlu panik, tidak perlu risau dengan adanya hal yang berbeda,” imbuhnya.
Tahun Toleransi ini memiliki makna yang sangat strategis. Pertama, tak bisa dipungkiri sekarang ini intoleransi berkembang di mana-mana. Suasana hidup berdampingan di tengah perbedaan pun yang bertahun-tahun bisa dijaga keseimbangannya mulai terkikis pelan-pelan. Hal ini diakibat karena semakin menguatnya cara pandang dan klaim subyektif kebenaran yang dipaksakan kepada orang lain sehingga dapat memicu konflik sosial.
Selain itu, Ekspresi kebencian kepada kelompok yang berbeda juga banyak mewarnai ruang-ruang sosial, baik melalui ucapan maupun tindakan.
“Ketika berhadapan dengan perbedaan apapun itu bentuknya baik fisik, ide, gagasan dan lain -lain, maka tahun toleransi ini sebagai bentuk kita menerima bersama-sama untuk berproses dalam perbedaan. Apalagi sejak awal kita sadari bahwa bangsa kita terbentuk justru adanya kekuatan didalam perbedaan yang ada, sehingga sejak awal sebelum republik ini berdiri bangsa kita punya semboyan Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan itu sesungguhnya punya potensi untuk bisa dikolaborasikan menjadi satu kekuatan,” tegas Kakanwil.
Seusai pengukuhan dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas sebagai bukti keseriusan Kemenag Jateng Majeng dalam mewujudkan pelayanan yang terbaik kepada publik. Penandatanganan ini telah dilaksanakan oleh Kakanwil diikuti para pejabat administrator pada Kanwil Kemenag Prov. Jateng dan secara simbolis oleh 11 Kepala Kankemenag Kab/Ko Jateng.
Sekedar informasi, Adapun rangkaian kegiatan peringatan tahun toleransi 2022 Kanwil Kemenag Prov. Jateng sebelumnya telah memulai Dialog Kepeloporan Pemuda Sebagai Agen Toleransi bersama Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Agama RI di Vihara Watugong Semarang pada bulan Februari 2022 lalu dan akan diikuti berbagai rangkaian kegiatan oleh seluruh jajaran Kanwil Kemenag Prov. Jateng diantaranya yaitu pemilihan Duta Toleransi tingkat siswa MA/SMA, menggiatkan ceramah/khotbah dengan tema toleransi baik di rumah-rumah ibadah maupun di pesantren, lalu upacara peringatan 17 Agustus dengan semarak toleransi menggunakan busana adat dan deklarasi ASN Jateng Toleran, serta puncaknya akan diselenggarakan kegiatan Toleransi Umat Beagama dalam Bingkai Desa Sadar Kerukunan. (d/rf)