Pengurus Dharma Wanita Kemenag Temanggung Ikuti Webinar Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung – Pengurus Dharma Wanita Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung ikuti Webinar Nasional yang diselenggarakan secara daring oleh Dharma Wanita Kemenag RI dengan mengambil tema “ Mengenal Dunia Media Sosial Gen-Z dan Remaja Toleransi atau jadi ektrimis”, Selasa (6/92)

Penasehat DWP Kemenag RI, Eny Retno Yaqut menjelaskan gen Z adalah generasi yang lahir saat kecanggihan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Dengan perkembangan teknologi ini, mereka bisa terhubung dengan cepat tanpa batas waktu dan tempat misalnya melalui media sosial.

Adapun ciri-ciri gen Z ialah generasi yang senang mencari kebenaran, menghargai keunikan dari setiap ekspresi individu tanpa memberi label tertentu, tertarik dengan komunitas dengan memanfaatkan teknologi, percaya akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik serta gemar berinteraksi dengan individu maupun kelompok yang beragam.

“Meskipun pandemi kemarin anak-anak dirumah saja, mereka tetap bisa berkomunikasi dengan teman-temannya dan terhubung dengan dunia luar. Juga akses untuk mendapatkan informasi tetap berjalan. Meskipun kita sebagai orang tua sudah membatasi itu,” ujarnya.

Bagi gen Z, media sosial menjadi gambaran masa depan mereka. Perkembangan teknologi yang tidak disejalan dengan nilai-nilai yang positif akan memberikan dampak yang “mengerikan”. Untuk itu peran orang tua sangat ditekankan untuk selalu memberikan bimbingan dan mendampingi anak saat terhubung dengan media sosial.

Kalis Mardiasih, sebagai narasumber menerangkan di media sosial saat ini banyak konten-konten yang berisikan ekstrimisme. Seperti konten pemaksaan berhijab, promosi pernikahan dini, ajakan perperangan, dan lainnya. Namun menurut penelitian, konten seperti ini justru mendapatkan respon dari gen Z.

“Konten-konten tersebut menjadikan remaja saat ini gampang terdoktrin dan berdampak dalam hidup mereka. Dan itu terjadi di sekitar kita,” terangnya.

Sebagai orang tua, dituntut untuk menjadi “Nomor 1” bagi anak, yang bisa menjadi teman cerita dan panutan dalam bertindak. Sehingga, ketika anak dalam masalah, Ia tidak mencari tempat berlindung pada tokoh-tokoh yang diikutinya di media sosial, yang belum tentu bisa dijadikan panutan Kalis menghimbau para peserta webinar selaku orang tua agar selalu memperhatikan perilaku anak terhadap gagdet. Juga hati-hati terhadap situs dan kanal-kanal yang berbau ekstrimisme.(sr/rf)