Semarang – Kamis (27/7/2023), Kakankemenag Kota Semarang menggelar Rakor Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1444 H/2023 M.
Rakor tersebut digelar di aula kantor setempat, dan dihadiri oleh Kakankemenag Kota Semarang, Kasubbag TU, Kasi, Gara, Kepala KUA Kecamatan se-Kota Semarang, petugas haji, petugas pemberangkatan dan pemulangan ibadah haji, petugas koper,KBIH se-Kota Semarang, dan perwakilan Bagian Kesra Kota Semarang.
Dalam kesempatan itu, Mawardi selaku Kasi PHU melaporkan, hampir seluruh jemaah haji Kota Semarang telah dipulangkan ke tanah air. “Jemaah haji Kota Semarang yang tergabung dalam Kloter 8-13 SOC telah sampai kembali ke Indonesia, akan tetapi masih ada 92 jemaah yang tergabung dalam Kloter tambahan, belum pulang, saat ini masih melaksanakan arbain di Madinah,” tuturnya.
“Diperkirakan 92 jemaah itu akan pulang ke tanah air pada awal Agustus nanti,” imbuhnya.
Ia berucap syukur, penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M, khusunya untuk Kota Semarang, berjalan dengan baik, namun demikian, menurutnya perlu dilakukan evaluasi guna perbaikan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H. “Secara keseluruhan, penyelenggaraan ibadah haji Kota Semarang hampir paripurna. Alhamdulillah berjalan dengan lancar, meskipun ada kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hal ini perlu dilakukan evaluasi guna perbaikan penyelenggaraan ibadah haji tahun depan,” ujarnya.
“Tahun ini sebagai acuan penyelenggaraan ibadah haji tahun depan,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, banyak tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, yang perlu ditanggapi dengan cerdas, cepat, dan bijaksana, agar penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan sukses. “Meskipun dengan berbagai regulasi baru, menjadikan tertatih-tatih, tetapi alhamdulillah tidak ada jemaah yang tertinggal,” ungkapnya.
Pada Rakor tersebut, baik Kakankemenag Kota Semarang maupun peserta kegiatan, menyampaikan masukan dan saran, salah satunya terkait penggunaan aplikasi Biovisa dalam penerbitan visa jemaah haji Indonesia. “Beberapa kendala dalam penggunaan aplikasi Biovisa yaitu, adanya perbedaan data jemaah dengan aplikasi, yang berakibat pada keterlambatan penerbitan visa pada beberapa jemaah. Hal ini dialami se-Indoneaia, jadi permasalahan ini adalah masalah nasional, sehingga akan ada evaluasi Biovisa secara nasional,” infonya.
Permasalahan lain yang turut dikupas oleh Kasi PHU yaitu, banyaknya jemaah haji yg sudah melakukan pelunasan, tetapi menunda keberangkatannya karena sakit, regulasi ketiadaan pendamping bagi lansia, dan alasan penting lainnya, sehingga berdampak pada percepatan pemberangkatan bagi calhaj pada antrian selanjutnya. “Majunya pemberangkatan beberapa calhaj terkesan mendadak, sehingga jemaah berangkat tanpa persiapan atau manasik pendahuluan, karena keterbatan waktu. Ini adalah dampak dari penundaan keberangkatan beberapa calhaj yang sudah melakukan pelunasan, yang seharusnya berangkat tahun ini. Padahal, untuk pemberangkatan calhaj, kloter harus penuh, untuk itu diperlukan kerja cepat guna bisa memberangkatkan calhaj cadangan ini,” terangnya.
“Jadi perlu saya garisbawahi, bahwa jemaah haji yang berangkat belakangan atau susulan ini, adalah memang sudah masuk daftar cadangan antrian selanjutnya, bukan asal comot,” sambungnya.
Mawardi mengatakan, keberhasilan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji, tak luput dari kerjasama seluruh pihak terkait. “Alhamdulillah berkat koordinasi, komunikasi, dan kerjasama lintas sektoral, kegiatan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Kota Semarang terlaksana dengan baik, lancar, dan sukses,” katanya.
“Sebagaimana saran dan masukan yang telah disampaikan oleh Kepala Kantor dan juga rekan-rekan semua, yang bersifat kebijakan internal maka akan segera kami tindaklanjuti, yang bersifat lintas sektoral akan segera kami koordinasikan dan komunikasikan, sedangkan yang bersifat kebijakan nasional atau regulasi pusat maka akan kami tampung untuk kami sampaikan pada pengambil kebijakan, agar penyelenggaraan ibadah haji tahun depan jauh lebih baik,” pungkasnya.(NBA/bd)