081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Perkuat Kerukunan, sebagai Upaya Pencegahan Konflik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora – Menyadari pluralisme agama yang ada di Indonesia, kerukunan hidup antarumat beragama merupakan sesuatu yang harus diperhatikan bagi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. Kerukunan hidup antarumat beragama dimaksud adalah kerukunan yang tercipta di antara umat beragama dalam kehidupan sosial tanpa mempersoalkan agama/akidah masing-masing serta saling menghargai satu sama lain untuk menciptakan keharmonisan.

“Mari kita menjaga kerukunan antar umat beragama supaya tidak terjadi konflik yang berarti sehingga Kabupaten Blora yang tercinta selalu damai dan aman,” ungkap Wakil Bupati Blora, Arif Rahman pada acara workshop Pencegahan Konflik Umat Beragama di Gedung Mr. Green Blora, Kamis (08/04).

Wabup menyampaikan bahwa masalah kerukunan umat beragama dan antarumat beragama sangat penting untuk terus dibina, sebab akhir-akhir ini kerusuhan di berbagai daerah yang melibatkan umat beragama, terus bergejolak, meskipun pemicunya sangat kompleks menyangkut soal ekonomi, fanatisme maupun politik.

“Tetapi jika ajaran agama dipahami secara benar, sesungguhnya tidak akan terjadi kerusuhan tersebut, sebab setiap agama mengajarkan kerukunan dan cinta kasih, menyerukan kebajikan dan mencegah kemungkaran atau dalam bahasa al-Qur’an disebut amar ma’ruf nahi munkar,” lanjut Arif.

Sudah saatnya umat beragama mengkaji ajaran agamanya secara benar dan kritis, tidak terjebak pada persoalan-persoalan yang formalistik dan bersifat simbol belaka. Sementara substansi ajarannya yang penuh perhatian terhadap persoalan kemanusiaan dan akhlaq- karimah seperti: keadilan, kejujuran dan kedermawanan terabaikan, mindset ini yang sedang dibangun bagi Pemerintah Kabupten Blora.

Arif menandaskan bahwa ketegangan atau konflik antarumat bergama di daerah biasanya berkisar pada tiga wilayah yang berdiri sendiri atau saling terkait yakni pertama, wilayah ajaran, kedua wilayah sosial, ketiga wilayah kemanusiaan. Artinya, persoalan kemanusiaan (keadilan, kejujuran, dan ketentraman dsb.) harus memancing respon dari berbagai agama untuk melakukan kerjasama yang baik satu sama lain.

“Oleh sebab itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka menciptakan kerukunan umat beragama di tengah pluralitas ini adalah dengan memahami ajaran agama masing-masing secara utuh, meningkatkan toleransi dan menjaga kerukunan bersama, karena agama juga mengajarkan kasih sayang,” ungkap Arif serius.

Arif juga menandaskan bahwa pemerintah Blora akan lebih memperhatikan program keagamaan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Blora seperti kesejahteraan guru madin, TPQ dan membahas perda keagamaan serta penertiban karaoke yang bisa menciptakan konflik.

Wabup juga berpesan bahwa ketegangan dan kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah selama ini yang mengakibatkan hancurnya tempat-tempat ibadah, seperti masjid, mushalla, dan gereja selalu dikaitkan dengan konflik antarumat beragama, menunjukkan kesenjangan antara idealitas agama (das sollen) sebagai ajaran dan pesan-pesan suci Tuhan dengan realitas empirik yang terjadi dalam masyarakat (das sein) dan harus dicarikan solusinya sehingga doktrin agama menjadi bermakna bagi terciptanya keharmonisan umat beragama.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Kankemenag Blora, Tri Hidayat bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan solusi atas pemasalahan konflik antarumat beragama yakni melalui dialog Antar Agama, yakni suatu percakapan bebas, terus terang dan bertanggung jawab yang didasari rasa saling pengertian dalam menanggulangi masalah kehidupan bangsa sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya dapat memicu terjadinya konflik.

Selain itu, juga adanya Pendidikan Multikultural, dimana perlu ditanamkannya pemahaman mengenai pentingnya toleransi antar umat beragama sejak dini, yang dapat dilakukan melalui jalur pendidikan

“Perbedaan yang ada tersebut jangan sampai membuat kita tercerai berai, namun sebaliknya kita anggap sebagai kekayaan yang menjadi ciri khas bangsa kita, maka perlunya ditanamkannya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri generasi penerus bangsa,” ungkap Tri Hidayat.(ima/gt)