081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Permintaan Ukur Arah Kiblat Meningkat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Pengukuran arah kiblat merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama, utamanya bidang Penyelenggara Syariah. Perhitungan arah kiblat sangatlah penting. Karena menghadap kiblat adaah salah satu syarat sahnya sholat. Oleh karena itu, Kementerian Agama siap melayani permintaan ukur arah kiblat yang akhir-akhir ini jumlahnya semakin meningkat saja.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang melalui Gara Syari’ah, Tri Mulyani mengatakan, beberapa bulan terakhir ini, pihaknya menerima banyak permintaan pengukuran arah kiblat di masjid atau musholla. “Bulan ini saja, sudah ada tiga masjid dan musholla yang mengajukan permintaan bantuan ukur arah kiblat. Baik musholla yang akan dibangun atau pengukuran ulang. Jumlah ini berbeda dengan tahun kemarin yang tidak sebanyak ini,” katanya.

Walaupun anggaran yang tertera dalam DIPA terbatas, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk melayani permintaan masyarakat. “Karena bagaimana pun juga, hal ini merupakan kewajiban Kementerian Agama,” tandasnya.

Untuk melaksanakan tugas ini, Gara Syari’ah menggandeng tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang yang memang mempunyai keahlian untuk mengukur arah kiblat. Sekretaris BHR Kabupaten Rembang, Ali Muhyiddin mengatakan, ukur kiblat dimaksudkan untuk mengetahui dan menetapkan ke arah mana Ka’bah di Makkah itu dilihat dari suatu tempat di permukaan bumi in. Sehingga semua gerakan orang yang sedang melaksanakan shalat, selalu berimpit dengan arah yang menuju Ka’bah.

Kesadaran masyarakat

Pengukuran arah kiblat ini salah satunya diadakan di Dukuh Pentil, Desa Gunungsari, Kecamatan Kaliori pada Jum’at (16/9). Pada lahan dengan luas sekitar 200 meter persegi tersebut, warga bergotong royong untuk membangun musholla. Adapun lahan tersebut adalah wakaf dari salah satu warga.

Tak lebih dari satu jam, tim BHR berhasil merampungkan pengukuran arah kiblat di calon musholla yang akan diberi nama Nurul Huda. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat teodolit dan kompas. Di dukuh tersebut memang masih jarang musholla. Oleh karena itu, warga sekitar bersama-sama membangun musholla untuk pusat kegiatan keagamaan.

Selain di Desa Gunungsari, Jumat sore juga diadakan pengukuran di Dukuh Gundi, Desa Kedungrejo, Kecamatan Rembang. Sementara Senin pagi tadi (19/6) dilanjutkan pengukuran kiblat di Masjid Jami’ Nur Shoqim Dukuh Jatigenuk, Kecamatan Sumber.

“Masjid Nur Shoqim ini kondisinya sudah rapuh. Sehingga perlu direnovasi total. Sebelum dibangun kembali, diadakan pengukuran ulang arah kiblat. Karena posisi kiblat yang asli masih menghadap ke barat, bukan ke kiblat,” jelas Ali Muhyiddin.— (Shofatus Shodiqoh/gt)