Wonogiri – Siswa Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Nurul Islam (MI NURIS) Wonogiri, Nayla Tsabita Al Hanun, bakal mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional pada 17 – 21 September 2018 di Kota Bengkulu, pada mata pelajaran (mapel) IPA Terintegrasi.
Hal itu setelah siswa kelas VI Â Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Nurul Islam (MI NURIS) tersebut berhasil meraih Juara I KSM Tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk mapel IPA terintegrasi di Pemalang, Rabu (25/7) lalu.
Kepala MI Nurul Islam, Eko Heru Prasetyo di temui di Kankemenag Selasa pagi, (14/08) menyebutkan, prestasi itu sangatlah membanggakan. Karena, sejak lama mengikuti KSM tingkat Jawa Tengah, baru tahun ini berhasil meloloskan salah satu putra terbaiknya.
“Kami sangat bangga, karena ketelatenan, kerja keras dan upaya pendampingan bagi para siswa membuahkan hasil terbaik tingkat provinsi dan kami komitmen maju tingkat nasional dengan presiapan yang baik,” ujar Heru.
Salah satu iktiar persiapan untuk maju nasional, selain mempersiapkan mental peserta didik kami kami juga membentuk tim untuk pendampingan dan mengadakan drilling soal, bahkan dengan memanggil dosen pembimbing dari kampus.
“Saya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempersiapkan peserta didik kami saat berkompetisi di tingkat nasional. Tentu persaingan semakin berat, sehingga saya akan terusmendorong dan mendampingi ananda  Nayla Tsabita Al Hanun untuk semakin giat belajar dan mendalami materi-materi mapel IPA ini lebih dalam,” imbuhnya
Sedangkan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Wonogiri, Fauzi Rohman Jauhari sangat bangsa dengan prestasi Nayla Tsabita Al Hanun siswa MI Nuris, semoga bisa memacu prestasi bagi madrasah lainnya di Wonogiri.
Menurut Fauzi, ajang KSM diharapkan mampu memupuk motivasi siswa untuk terus mmencintai dan mempelajari integrasi keilmuan sains dan ilmu-ilmu keislaman serta menyediakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat dibidang sains sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan intelektual, emosional, berkreatifitas, berprestasi dan spiritual berdasarkan nilai-nilai agama.
Berbeda dengan gelaran sebelumnya, KSM 2018 mengusung semangat integrasi sains dan Islam. Menurutnya, semangat itu setidaknya tercermin dalam kisi-kisi penyusunan soal. Selain keilmuan sains murni, penyusunan soal memperhatikan konsep keislaman tentang sains dan ilmu terapan dalam Islam yang mempunyai kaitan dengan sains, seperti zakat, falak, dan lainnya. (mursyid-heru/wul)