081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

PJJ Bentuk Optimalisasi Pengembangan dan Peningkatan Potensi Siswa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Pandemi covid-19 jangan sampai melemahkan semangat para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk terus memacu diri dalam upaya peningkatan dan penguatan kompetensi. Meski berbagai kendala mewarnai praktik pembelajaran jarak jauh (PJJ), namun pada hakikatnya hal tersebut adalah upaya terbaik pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh elemen institusi pendidikan tanpa terkecuali.

Demikian disampaikan oleh pengawas PAI jenjang dasar untuk wilayah binaan Kecamatan Tengaran, Nur Hidayati dalam kegiatan KKG PAI SD  di  SD N Sruwen 02, Sabtu (21/8).

“Apapun keadaanya, peserta didik harus tetap mendapatkan hak pendidikan dan pengajaran sebagai bagian dari upaya optimalisasi pengembangan dan peningkatan potensi diri anak. Untuk itu, pembelajaran harus tetap dilaksanakan dengan memahami potensi dan keberadaan penyediaan sarana prasarana di masing-masing sekolah,” katanya.

Lebih lanjut di depan 38 GPAI binaannya, Nur Hidayati menyampaikan bahwa  inti pembelajaran di masa pandemi adalah bagaimana pola ajar yang digunakan jangan sampai memberatkan dan menyulitkan peserta didik dan wali siswa. Ada baiknya jika anak yang masih usia sekolah tingkat dasar, dikenalkan ilmu kecakapan hidup, termasuk sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi pandemi covid-19.

“Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya tetap sesuai dengan silabus, materi esensial dan juga sistem evaluasinya. Walaupun pelaksanaanya tidak sebagaimana kondisi yang biasa dilakukan yaitu melalui pembelajaran tatap muka, penilaian terhadap peserta didik tetap harus dilakukan sebagai laporan hasil pembelajaran pada tengah semester atau pada satu semester, untuk menentukan penilaian akhir tahun,” tegasnya.

Nur Hidayati juga mejelaskan bahwa meski pembuatan soal tengah semester maupun semester saat ini dilakukan secara daring, dirinya berharap agar tim penyusun soal tetap mengedepankan kaidah-kaidah penyusunan soal secara menyeluruh. Soal dengan model pilihan ganda misalnya. Ada rambu-rambu yang harus selalu diingat yakni pokok soal harus sesuai dengan idikator, dirumuskan secara jelas dan tegas, tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar, tidak mengandung pernyataan negasi, steam soal sebaiknya tidak kalimat tanya, bahasa yang digunakan komunikatif, tidak menggunakan bahasa setempat/daerah, pengecoh harus berfungsi dan panjang rumusan jawaban harus relatif sama.

“Selain rambu-rambu di atas, penting juga bagi semua guru untuk menyiapkan administrasi mengajar dan perangkat pembelajaran dengan baik. Sebab apapun yang dikerjakan jika tidak diadministrasikan dengan baik, maka hal itu dianggap sama dengan tidak melaksanakan. Artinya, dokumen secara fisik tetap harus menjadi keniscayaan,” pungkasnya. (ns-shl/bd)

Skip to content