Pokjaluh Jateng Gelar Workshop Penguatan Moderasi Beragama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pokjaluh Jawa Tengah menggelar Workshop online tentang moderasi beragama dengan tajuk, “Penguatan Literasi & Rencana Aksi Pelopor Moderasi Beragama,” pada Selasa, 13 September 2022. Acara yang dihelat via aplikasi Zoom Meeting dan live lewat kanal youtube pokjaluh jateng TV diikuti lebih dari 200 peserta tersebut menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Afief Mundzir, MSI, Mahsun, MSI dan Nur Budiyanti Handayani, S.Ag.

Kabid Penais Zawa, Afief Mundzir, narasumber utama pada workshop kali ini mengungkapkan bahwa tahun 2022 merupakan tahun toleransi. Induk dari toleransi adalah moderasi beragama, dan ini menjadi program prioritas Kementerian Agama.

“Penyuluh adalah garda terdepan dan pelopor dalam pelaksanaan moderasi beragama. Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan keanekaragamannya memerlukan moderasi beragama, karena moderasi beragama adalah kunci terciptanya toleransi dan kerukunan bangsa” ungkapnya.

Disebutkan Afief, moderasi beragama diwujudkan dengan beberapa indikator. Pertama, komitmen kebangsaan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, toleransi dengan menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, beribadah, dan menyampaikan pendapat. Ketiga, anti kekerasan yaitu menolak tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal untuk mengusung perubahan yang diinginkan.

“Keempat yaitu penerimaan terhadap budaya kearifan lokal sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama,” jelas Afief.

Materi kedua disampaikan oleh Nur Budi Handayani mengantarkan materi udar asumsi dan bangun perspektif. Materi tersebut terdiri dari peta bukan teritori (the map is not the territory), tangga kesimpulan (ladder of inference), tiga suara keterbukaan (three voices, three openness).

“Asumsi belum tentu sama dengan realita, jangan mengambil kesimpulan sebelum melalui tahapan-tahapan pemikiran yang seharusnya. Ada teori ladder of interence, alat yang membantu mengisi celah dalam pemikiran Anda dan membuat keputusan berdasarkan kenyataan, juga membantu menguji pemikiran orang lain dan mencapai kesimpulan yang lebih baik secara bersama-sama,” jelasnya

Sesi terakhir H. Mahsun selaku Ketua Pokjaluh Jawa Tengah menjelaskan Sembilan konsep kunci moderasi beragama diantaranya; Adil, Berimbang, Menjunjung tinggi nilai luhur kemanusiaan, Menjaga kemaslahatan dan ketertiban umum, Menaati kesepakatan Bersama dan taat konstitusi, Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.

Siti Choiriyah selaku moderator workshop di akhir acara menyampaikan deklarasi peserta Kemah Moderasi Jawa bali yaitu, berperan serta aktif menjaga Pancasila dan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan keutuhan NKRI. Menjunjung Tinggi Nilai-nilai toleransi dalam kebhinekaan dengan semangat gotong royong persaudaraan. Saling bekerjasama menjaga rasa aman, tentram dan damai dalam kehidupan bermasyarakat, menjaga nilai-nilai luhur agama dan kepercayaan bangsa Indonesia dalam harmoni dan kasih sayang dan welas asih sesama manusia. Menolak paham-paham radikal berbahaya yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.(Pokjaluh Jateng/Sua)