Temanggung – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam perlu mengimplementasikan inklusivisme dan moderasi beragama dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Nilai-nilai kemanusiaan menjadi dasar untuk terus membangun komunikasi lintas agama agar keharmonisan antar pemeluk agama tetap terjaga. Hal tersebut disampaikan Suyitno Direktur DIKTIS Kemenag RI dalam kegiatan saresehan implementasi moderasi beragama di INISNU Temanggung, Kamis (25/11).
Ditegaskan bahwa moderasi beragama dapat diimplementasikan melalui tiga fungsi pendidikan, pengabdian kepada masyarakat dan penelitian.
“Pertama untuk membangun inklusivisme kampus perlu dalam pendidikan perkuliahan ada insersi kurikulumnya, memasukkan moderasi dalam matakuliah yang relevan,“ tegasnya.Â
Kampus perlu memperkuat tasamuh (toleransi) untuk memanusiakan manusia, persoalan keyakinan adalah bersifat personal dan secara publik perlu membangun komunikasi dengan berbagai pihak, lanjut tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua FKUB provinsi Sumatera Selatan itu.
Kemudian yang kedua dalam kegiatan pengabdian masyarakat harus diarahkan dengan melibatkan sasaran lintas agama untuk membangun persaudaraan dan mengarusutamakan nilai kemusiaan tersebut. INISNU Temanggung sebagai perguruan tinggi Nahdlatul Ulama perlu mempelopori adanya pengabdian masyarakat yang melibatkan pemeluk lintas agama, agar kampus dapat dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh semua agama.
“Selanjutnya yang ketiga penelitian di kampus juga diarahkan adanya riset kolaboratif, bersama perguruan tinggi lain misalnya INISNU dengan UKSW Salatiga. Hal ini dapat memperkuat inklusivisme dan moderasi di kampus,“ lanjutnya.
Harapanya ketika ketiga hal itu diterapkan di kampus, akan menjadi pembelajaran yang baik dalam rangka mewujudkan kerukunan antar umat beragama, dan kampus hadir sebagai penggeraknya. Dalam kegiatan saresehan tersebut hadir seluruh civitas akademika INISNU Temanggung, Rais Syuriah PCNU , Forkompinda, Kakankemenag dan pengurus BPPIISNU serta tokoh lintas agama. Mengawali kegiatan itu juga dibacakan doa oleh tokoh lintas agama dari FKUB Kabupaten Temanggung.(sr/rf)