Wonosobo – Konflik komunal yang muncul di tengah masyarakat dengan atas nama agama masih gampang sekali muncul dan tersulut, komunikasi antar lintas agama perlu ditingkatkan. Kantor Kementerian Agama (Kankememag) Wonosobo kembali menggelar dialog lintas agama di Resto Ongklok, Kamis (30/3/2017). Acara yang melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), berikut tokoh lintas agama kabupaten acara dikemas dengan santai dan menarik. Adapun tema yang diangkat, ialah “Agama, Sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan bangsa.”
Ada berbagai tujuan terselenggaranya acara itu. Selain menjalin silaturahmi tokoh lintas agama, dialog juga dimaksudkan untuk berbagi pendapat terkait isu-isu agama yang berkembang di masyarakat. Lebih jauh, dengan dilaksanakannya dialog lintas agama, segala persoalan tidak prinsip yang umum terjadi di masyarakat, bisa diselesaikan melalui komunikasi antar tokoh.
“Ada masalah apapun yang muncul terkait agama, bisa terselesaikan dalam kegiatan semacam ini, disinilah pentingnya dialog lintas agama,” Ucap Kepala Kantor Kemenag Wonosobo Muhtadin dalam sambutannya.
Mengenai tema, ia lebih rinci memaparkan, bahwa agama apapun di dunia ini, sejatinya mengajak manusia kepada kebaikan. Seperti: ajaran menghormati antar sesama, saling tolong menolong dalam hal sosial, tidak dikriminasi terhadap minoritas, menolak segala bentuk kekerasan dan sebagainya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya agama menjadi spirit dalam menjaga semangat persatuan dan kesatuan antar warga.
Melihat karakter masyarakat Wonosobo yang agamis, sambung dia, sudah sepatutnya kabupaten ini terus menjadi kabupaten yang sejuk, harmonis, ramah HAM dan tanpa diskriminasi. Istilahnya, masyarakat tetap bersatu padu dalam perbedaan, berbeda dalam persatuan.
“Untuk kabupaten yang benar benar agamis, hubungan semacam itu menjadi sebuah keniscayaan. Karena, agama memang mengajarkan demikian,” ujarnya.
Kendati Wonosobo terbilang sukses dalam mewujudkan Kabupaten yang harmonis. Namun di beberapa daerah, mimpi mewujudkan kabupaten yang benar benar harmonis masih jauh panggang dari api. Terutama untuk daerah rawan konflik. Mengenai hal itu, disampaikan Kapolres Wonosobo, AKBP Muhammad Ridwan, yang diundang hadir sebagai pemateri dalam acara dialog lintas agama.
“Di daerah tertentu pertikaian dengan mengatasnamakan agama masih berlanjut. Beda dengan Wonosobo yang adem ayem, tokeransinya sangat tinggi,” ucap kapolres disela acara.
Dibeber, gesekan demi gesekan di daerah rawan konflik masih terus terjadi. Dari penelelusurannya selama bertugas, rerata, isu agama bukan pangkal persoalan konflik. Melainkan, agama hanya dijadikan alat legitimasi segelintir orang, untuk kepentingan tertentu.
“Saya sangat berharap, kalau ada isu yang kurang mengenakkan soal agama. Jangan mudah percaya jangan mudah terpancing. Sangat disayangkan kabupaten yang sudah tenteram ini jadi taruhan,” pesannya. (Humas/Af).