Saatnya RA menjadi pilihan dan primadona masyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Kasi Pendidikan Madrasah Ahmad Farid secara resmi menutup acara rakor antar lembaga RA dan Diklat penyusunan kurikulum 2013 bagi RA di lingkungan Kankemenag Wonogiri, selasa (04/7) di Aula Kankemenag yang ikuti 62 guru RA yang di laksanakan selama 2 hari dengan menghadirkan narasumber Ir. Sulistyawati, S.PdI dari Semarang.

Menurus Ahmad Farid sebagai tenaga profesional guru RA harus memiliki kompetensi. Kurikulum apapun, baik KTSP atau Kurikulum tahun 2013 esensinya adalah perubahan ke arah yang lebih baik dan mendongkrak potensi anak sejak dini. Ketika esensi dari kurikulum itu perubahan maka guru sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang paling menentukan (80%) harus melakukan inovasi, karena perubahan itu dihasilkan dari sebuah inovasi.

Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian.

Peran guru dalam membantu anak usia dini melalui pembelajaran di kelas adalah sebagai pengelola yang harus berperan aktif sejak perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengelola harus bertanggung jawab terhadap jalannya pembelajaran yang berorientasi pada pengoptimalan pencapaian perkembangan anak usia dini melalui kegiatan belajar yang berprinsip pada karakteristik ”Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”.

Diakhir pengarahannya Kasi Pendidikan Madrasah menegaskan bahwa RA telah terbukti memainkan peran sekaligus memberikan kontribusi penting dalam upaya perbaikan sumber daya manusia Indonesia khusunya anak usia dini. Disnilah pentingnya peningkatan peran dan profesionalisme guru RA dan pemenuhan sarana prasara agar tujuan Indonesia emas tahun 2045 bisa terwujud.

“RA mempunyai kelebihan sebab, sekarang RA bukan alternatif sekolah TK. Tapi RA adalah pilihan masyarakat dan primadona, dimana mereka memasukkan anak untuk bekal dan mengenalkan agama Islam sejak dini. RA merupakan pondasi pendidikan yang kuat untuk mempersiapkan generasi bangsa yang iman, taqwa, sehat, ceria, peduli lingkungan, kreatif, soleh dan solehah,” imbuhnya

Karena RA punya kurikulum sama dengan TK tapi plusnya pendidikan agama yg komprehensif bagi anak didik. Untuk itu RA kedepan harus terus berkembang lebih baik, tidak hanya sebagai lembaga pendidikan dini, tapi juga sebagai embrio mendidik moral generasi muda dan pengenalan agama yang baik. (Mursyid__Heri)