081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Saiful Mujab: Gus Dur adalah Gambaran Tokoh Sejarah Peradaban dan Kebhinekaan

Pekalongan (Humas) – Peringatan Haul ke-15 Gus Dur yang di kemas dalam panggung budaya, diselenggarakan di Gedung Student Centre UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Kamis (13/2/2025). Rangkaian kegiatannya meliputi Aksi Sosial, Groundbreaking Pembangunan Laboratorium Terpadu dan Panggung Budaya.

Kakanwil memberikan apresiasi kepada UIN K.H. Abdurrahman Wahid karena telah mengadakan Haul ke-15 Gus Dur. Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Saiful Mujab menyampaikan jika Haul ini untuk mengenang sosok yang memberikan pelajaran berharga tentang sejarah peradaban dan kebinekaan.

“Semoga kegiatan ini memberikan inspirasi kepada kita semua sehingga senantiasa menjaga kerukunan dan keutuhan berbangsa dan bernegara,” ujar Saiful Mujab.

Refleksi Jejak Pemikiran Gus Dur dalam Kebinekaan menjadi tema kegiatan panggung budaya kali ini. Dihadiri Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Saiful Mujab, Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Prof. Zaenal Mustaqim, Prof. Imam Taufiq (UIN Salatiga), Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Prof. Mudzakir Ali, Ning Alisa Wahid, Gus Ulil Absor Abdala beserta Forkopimda dan para tokoh lintas agama.

Dalam sambutan Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid menyampaikan bahwa kita jangan hanya mengenang Gus Dur tetapi juga harus mampu meneladaninya.

“Gus Dur bukan hanya tokoh, tapi beliau cahaya dalam kebhinekaan dengan kebijaksanan dan keberaniannya menyampaikan bahwa perbedaan bukan untuk dipertentangkan tapi dirayakan,” ucap Zaenal Mustaqim.

Testimoni yang disampaikan Pendeta Martin L Sinaga menceritakan pengalamannya bersama Gus Dur. “Gus Dur memulai demokrasi dengan luar biasa. Jadi mengingat Gus Dur adalah mengingat demokrasi Indonesia. Seseorang yang mengakar di lembaga agama tetapi pikirannya Kosmopolitan,” ungkapnya.

Ning Alisa Wahid makin menegaskan bahwa dari Gus Dur kita bisa mempelajari rekam jejaknya, mempelajari sosoknya, dan juga bisa mempelajari proses beliau menjadi seorang Gus Dur.

“Kita bisa melihat bahwa sebetulnya yang menghidupkan seorang Gus Dur adalah dari nilai yang diyakininya, terutama nilai tauhidnya. Keyakinan sebagai hamba Allah tugasnya adalah untuk mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamiin,” papar Ning Alisa Wahid dalam tausiyahnya.

Kegiatan dilanjutkan launching Gus Dur Center for Humanitarian Studies oleh Ning Alisa Wahid, dengan harapan kontribusi dari lembaga ini dapat memajukan UIN K.H. Abdurrahman Wahid dalam bidang studi kemanusiaan.(Sua/A)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content