Banyumas – Pondok Pesantren di Indonesia menjadi tempat pendidikan pertama sebelum ada pendidikan sekolah umum ataupun Madrasah. Hal ini disebabkan karena begitu sederhananya pola pendidikan pesantren. Hanya ada unsur kyai, santri, sepetak kamar santri, musola kecil dan ruang balai sang Kyai.sederhana tapi berhasil guna.
Kita lihat banyak sekali contoh dari para tokoh tokoh pendiri bangsa ini mereka dulunya belajar di pondok pesantren yang kala itu sangat sederhana, sehingga terkenal dengan sebutan pondok salaf. “Tahun berganti tahun, zaman telah berubah sesuai dengan pola pikir, pola managemen dan mestinya peradaban bertambah maju. Maka pengelolaan pondok pesantren juga semakin maju dan modern” tegas Kasi PD Pontren, Afifuddin Idrus dalam acara harlah PP Miftahul Ulum Ajibarang Banyumas, selasa (9/10)
Lebih lanjut Afif menerangkan bahwa ada beberapa pembagian kategori pondok pesantren, dintaranya pondok umum, pondok salaf, dan pondok pesantren penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar. Ada juga pembagian menurut basisnya, pondok berbasis sekolah, pondok berbasis madrasah dan pondok berbasis masyarakat dan masih banyak lagi kategori pondok pesantren lainnya. “apalagi sekarang ini life skill menjadi ukuran out put/lulusan pondok pesantren. sehingga kita kenal pondok pesantren berbasis pertanian, berbasis perikanan, peternakan dan perniagaan. PP Miftahul Ulum ini masuk kategori pondok pesantren berbasis sekolah, karena memang tumbuh dan ada di SMK Ma'arif NU 2 Ajbarang, santrinyapun siswa sekolah” papar Afif.
KH.Sofyan Ahmad, selaku Rois Syuriyah MWC NU Ajibarang berharap agar PP Miftahul Ulum ini bisa mempunyai keahlian khusus dalam bidang kesehatan sekaligus berwawasan keagamaan yang baik sehingga akan meningkatkan nilai tawar dan diminati masyarakat. ” Santri lulusan Pondok Miftahul Ulum selain berwawasan agama juga harus terampil dan ahli juga dalam kesehatan. Sehingga ketika kembali ke masyarakat lebih bermanfaat. Masyarakat juga akan memandang pondok ini semakin baik” ujar Sofyan Ahmad.
Acara harlah diisi dengan Doa Bersama untuk mendoakan korban musibah bencana alam Di Palu , Donggala dan Sulawesi Tengah dan ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh ketua yayasan di serahkan kepada ketua dewan asatidz di pondok tersebut.(ai/ak/bd)