Surakarta – Menghadapi masa pandemi yang belum berkunjung akhir Sekolah Dasar Takmirul Islam (SDTI) Surakarta terus berupaya mengembangkan program-program pelayanan pendidikan bagi siswa-siswinya dengan menyesuaikan kondisi masa pandemi.
Setelah berhasil dengan metode podcast dalam layanan pembelajaran yang bahkan bisa diakses oleh pelajar di luar SDTI, saat ini dikembangkan pula pembelajaran ekstra kurikuler melalui zoom meeting dengan dipandu langsung oleh tenaga profesional di bidangnya.
Adapun untuk pengembangan Pendidikan Agama Islam (PAI) SD TI tetap melakukan pendampingan-pendampingan dalam pembelajaran Tahsin dan Tahfidz dengan mengerahkan 18 guru yang kesemuanya hafidz- hafidzah 30 juz.
” Untuk pelayanan peningkatan kompetensi siswa dalam bidang PAI selain 8 guru mata pelajaran PAI, SD TI telah mempunyai 18 guru tetap yang khusus mengajar Tahsin dan Tahfidz serta pelajaran-pelajaran khusus terkait ibadah wajib yang kesemuanya hafidz qur'an 30 juz,” ungkap Aris Kepala SDTI.
Guru-guru Tahsin-Tahfidz ini mendampingi siswa hingga mencapai kompetensi yang telah ditentukan termasuk mengujinya.
Dalam kunjungan monitoring Ujian Praktek PAI, Sumiyati selaku Pengawas Pendidikan Agama Islam Kemenag Kota Surakarta melihat langsung keunggulan- keunggulan Pengembangan PAI di SD TI.
Keunggulan pelaksanaan ujian praktek PAI di SD TI antara lain; bacaan doa qunut pada sholat subuh, sholat jenazah, bacaan ghoroibul ayat pada ujian tahsin dan hafalan surah dan ayat-ayat pilihan.
“Kemenag Kota Surakarta mengapresiasi upaya dan inovasi-inovasi SD TI dalam pengembangan PAI,” ucap Sumiyati.
Khusus pada materi ujian praktek sholat, Sumiyati meminta kepada para penguji bahwa siswa yang belum lancar bacaan tasyahudnya agar diremidi karena ini bacaan rukun sholat yang harus dibaca pada setiap melaksanakan sholat.
Permintaan ini sejalan dengan arahan dan kebijakan Kepala Sekolah SD TI Aris Paryanto dalam upaya penuntasan kompetensi siswa di bidang PAI.
” Siswa-siswa yang belum fasih dan lancar dalam melafalkan bacaan Al fatehah dan tasyahud dalam ujian praktek sholat harus dilakukan pendampingan dan remidi,”tegas Aris.
Moh.Arif Al Mukarom selaku koordinator Ujian Praktek PAI menjelaskan bahwa pelaksanaan ujian praktek PAI dilaksanakan secara tatap muka dibagi menjadi 3 kelompok dengan menggunakan protokol kesehatan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kerumunan dan membatasi durasi waktu tatap muka. (miyati/bd)