Banjarnegara (Humas) – Indonesia sekarang ini punya dua PR, yaitu keberagamaan dan keberagaman, yang pertama adalah menjaga kerukunan antar umat beragama dan yang kedua adalah menjaga keberagaman baik suku, ras dan budaya. Demikian disampaikan Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad saat Seminar Nasional Penguatan Moderasi Beragama di MTsN 1 Banjarnegara, Selasa (25/10).
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah menggambarkan bahwa belajar agama itu seperti seorang yang masuk ke rimba belantara, orang yang sudah mengerti akan dapat mencapai tujuannya, tetapi bagi orang awam, ini bisa menyesatkan dirinya dan membahayakan kehidupannya.
“Belajar agama di dunia digital seperti saat ini tetap harus dibimbing guru agama, yakni mereka yang mempunyai otoritas di dalam kehidupan kegamaan,” jelas Musta’in Ahmad.
Kemudian Kakanwil berseru “Kemenag Banjarnegara”, dan hadirin menjawab dengan lantang “Satu Komando”. Dalam wawancara dengan rekan media, Musta’in Ahmad juga menyampaikan bahwa sudah dua tahun ini Jawa Tengah membangun susasana kerukunan di Jawa Tengah ini dengan moderasi.
“Ketika di tahun ini yang merupakan Tahun Toleransi, dan dengan hadirnya tamu dari negara lain di event G20, harapannya kesan yang ditangkap dunia luar adalah Indonesia yang toleran, Indonesia yg beragam, berbeda namun tetap rukun,” jelasnya.
“Kita minta, jadikan panduan agama sebagai inspirasi. Karena agama mengajarkan rukun, optimis, saling membantu dan bukan sebaliknya,” pesan Kakanwil.
Dalam kesempatan ini hadir pula Staf khusus Menteri Agama bidang media dan komunikasi publik, H. Wibowo Prasetyo, turut hadir pula dalam kegiatan ini, Pj Bupati Banjarnegara, Kepala Arpusda kabupaten Banjarnegara serta 850 peserta dari berbagai unsur seperti Kepala KUA, Penyuluh Agama, Guru madrasah serta berbagai ormas keagamaan. (d/rf)